Sabtu, 12 Desember 2015

satu memori di Nopember 2015

Ahad, 29 Nopember 2015 ada satu kenangan yang akan terus teringat dalam hati. Silaturahim ke sang abah di bumi karonsih selatan. Yup, aku tidak bbm beliau seperti biasanya. Maklum, abah saat ini telah menjadi direktur PPs UIN WS. So, harus buat janji kalau mau ketemu.

Ceritanya adalah menghantar jambu Demak yang kebetulan ada panen lumayan. Dan sekalian ke senior yang kebetulan deket istana abah. Jadi deh, kupacu New Vario ku itu.
Sekira pukul 8 aku sampai di istana hijau itu. Dan kulihat dua vios hitam sekarang. Satunya plat merah, pasti mobil dinas sang direktur. Aku foto aja deh.. buat apa ya?


Dan kupencet saja bel dan beberapa saat kemudian, si abah keluar.. aku setengah kaget. Si abah hanya seperti itu.. (seperti apa? rahasia penulis). Abah mempersilahkan aku masuk dan duduk. Sembari ijin untuk mandi dulu. Usilku keluar, mumpung sendirian dan menunggu, aku ambil gambar beberapa sudut ruang tamu itu. Ruang tamu yang paling sering dan senang aku kunjungi.


Tak berapa lama (lumayan lama sih), abah keluar dengan seragam pak kyai nya (sarung, koko, dan kopyah). Kok jadi resmi gini ya. Padahal aku hanya pakai kaos joger itu. Dan obrolan pun berjalan dan mengalir. Hingga ibu menawari untuk sarapan. Seadanya, karena tidak masak.. (aduh, aku udah sarapan tadi. kalau tahu gini, aku tidak sarapan.. hehe.. biar makannya banyak).


Cumi, telur asin, tahu, sambel, pete adalah menu sarapan kali ini. Di samping ada sayur. Aku tak suka sayur kan. Abah mengambil dulu, dan kemudian aku. Rasanya, seakan di rumah sendiri. Dan televisi menemani kami sarapan. Aku sengaja diam. Padahal tak tahu apa yang harus diobrolkan. Seperti biasa, aku makan sedikit dan segera mainan BlackBerry ku. Apalagi kalau bukan memfoto abah yang sedang sarapan. Banyak juga porsi beliau. Sampai keringetan. Kunikmati saja rasa ini. Sarapan kali ini adalah yang kedua setelah buka puasa bersama beliau satu tahun yang lalu.


Semakin aku merasakan kehangatan, keakraban, kebapakan beliau setelah sarapan. Abah keluar untuk merokok dan kemudian duduk di teras. Aku pun menghampiri dan duduk di sampingnya. Ah, ada rasa yang berbeda. Aku begitu dekat rasanya. Seakan abah adalah "bapakku". Seakan abah sedang bercerita dan memberikan nasihat kehidupan kepada si anak. Rasanya begitu lain, dekat dan tenang. Aku belum merasakan sebelumnya. Akankah terulang lagi? Aku tak tahu. Ya Allah, semoga Engkau kabulkan. (sejujurnya, aku ingin selfie bersama beliau di teras itu.. aku tak kuasa.. takut merusak rasa..)
Selepas satu puntung itu habis, obrolan dilanjut di ruang tamu. Dan kali ini, nasihat abah kian serius. Tentang amanah, sekolah, jaringan, dan sebagainya. Aku hanya bisa mengangguk.


Tak ingin lama mengganggu, aku beranikan untuk berpamitan karena jam menunjukkan angka 9.15 an. Aku telah 1 jam bersama abah hari ini. Penginnya bisa lebih lama lagi. Saat berpamitan, aku minta foto bareng abah. Pakai kamera depan deh karena tidak ada pihak ketiga. Hmmm, sepertinya abah pengin selfie sama aku.. (kebalik kaleeee).. hasilnya, foto di atas.


#abahAR, inisial beliau. Terimakasih atas nasihat dan kehangatan hari ini.. selamat beraktivitas.. semoga silaturahim ini lan terus terjaga. Aamiin ya rabbal alamin.

Rabu, 22 Juli 2015

Ngece tanda akrab

Sepotong kisah dari sinetron Para Pencari Tuhan (PPT) 9 akan menjadi awal tulisan ini. Persoalan sederhana sepertinya. Iya, kita sering diece (diejek maksudnya) kan? Atau malah sebaliknya? Apa hubungannya dengan akrab????

Empat sekawan di PPT 9 (saya agak lupa nama2nya), adalah para petani miskin (maaf) yang hidupnya pas-pasan atau malah sering kekurangan. Dan akhirnya Om Jalal adalah solusinya. (tahu kan, siapa om Jalal? Orang terkaya di kampung. Namun tidak pelit). Tempat meminjam uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dan empat sekawan tersebut sering ditagih dan diingatkan oleh Om Jalal. Dan tiap ketemu, om Jalal selalu mengece (mengejek maksudnya) keempat bapak-bapak tadi.

Bagaimana perasaannya jika diece? Mau gimana lagi. Ya pasrah saja kan. Om Jalal suka minjemin duit terus. Kalau nggak sama Om Jalal tidak tahu sama siapa lagi.

Hmmmm.. salah tingkah jadinya. Namun, kesabaran seseorang ada batasnya. Akhirnya, mereka berkeluh kesah di kebun tempat mereka bekerja. Dan mereka pun marah sama perlakuan om Jalal. Ingin menjaga harga diri. Maka diece terus. Uppsss, diejek maksudnya. Tapi, dipikir-pikir, om Jalal benar juga. Bahwa mereka itu miskin, tak mampu dan lain sebagainya.

Singkat cerita, salah satu dari mereka akan menemui om Jalal karena sudah tak tahan diejek dan ditagih terus.

Dan dialog pun terjadi, antara om Jalal dan salah satu dari keempatnya (om Jueng kayaknya). Dan akhirnya memberanikan diri, bahwa mereka ingin dihargai. Om Jalal pun tidak kalah galaknya. Jika tak ingin diejek, maka harus kerja keras dan tak miskin lagi. Dan argumentasinya, bahwa om Jalal melakukan itu karena sudah merasa "akrab" dengan keempat bapak-bapak tadi. Sudah dianggap saudara begitu. Wujudnya adalah ejekan, namun sebenarnya hanya sentilan dan memang om Jalal wataknya demikian. Orangnya baik tapi rasional. Di akhir dialog, malah tidak jadi bayar utang (karena memang belum punya uang) dan malah dikasih uang lagi.

Kejadian yang mirip terjadi di kisah berikutnya. Slah satu bapak tadi ingin marah-marah tapi kalah argumen dengan om Jalal. Dan bapak tadi menerima rasionalitas om Jalal. Sekali lagi, om Jalal melakukannya karena sudah merasa akrab. Menganggap sudah dekat.

Hehe... panjang juga pengantarnya ya... nah, yang mau dibahas adalah ecean (ejekan) dan rasa akrab seseorang.

Kita mungkin sering jadi bahan ejekan temen-temen.
Bahasa sekarang mungkin "bully" kali ya. Atau bisa jadi kita yang suka ngece. Kita sangat tidak suka diejek, bisa jadi. Atau malah, kita sudah pasrah jika diejek. Perasaan kita sungguh akan berbeda dalam hal ini.

Saya, termasuk yang suka diece oleh "teman" atau "senior". Apakah saya merasa "suka"? Atau malah marah?

Akan berbeda memang jika melihat siapa yang ngece. Namun, secara umum, sya termasuk yang enjoy jika diece (yang jelas tidak berlebihan dan kebablasan). Siapapun yang ngece. Malah, saya akan sangat suka diece oleh orang tertentu. Dalam hal ini sya seide dengan om Jalal. Sudah merasa dekat dan akrab, itulah alasannya. Artinya, saya tidak akan marah karena tahu ia mengece bukan untuk menyakiti. Hanya menambah keakraban.

Namun, yang perlu kita garis bawahi, apakah harus dengan mengece untuk menambah keakraban diantara teman atau sahabat? Tidak harus memang. Ejek mengejek hanyalah bumbu penyedap. Jika sudah saling mengejek (sekali lagi, dalam koridor terkendali dan tidak berlebihan) menandakan dua sahabat (atau lebih) memang sudah tidak ada sekat lagi. Tidak ada jarak lagi. Entah slah satunya sangat kaya, satunya sangat miskin. Antara guru dengan murid, antara dosen dan mahasiswa. Atau sesama kolega dalam bekerja.

Jika tidak ada "ece-ecean", menurut hemat saya, hubungan itu hanya formalitas, kaku, dan tidak menarik lagi. Apakah nabi kita memberikan contoh tentang hal ini? Dicari ya.. (baru akan saya tanyakan sama ahlinya. Takut salah).

Terakhir, semoga kita bisa menahan diri kalau sudah "ece-ecean". Tidak boleh kebablasan, apalagi sampai menyinggung orang tua diantara kita. Habis ece-ecean ya sudah. Berlalu, tanpa bekas! Wallahu a'lam..

Sabtu, 18 Juli 2015

Betapa baiknya engkau

Dan, kau hadir (lagi) untukku
Aku pun berujar lagi
Bercerita lagi
Mengungkapkan satu kisah
Kembali, kepadamu

Ah, betapa baiknya engkau
Sungguh, inilah kebahagiaan ku
Aku tak perlu menunggu balasmu
Aku hanya ingin mencurahkan rasa

Aku tak sebaik sangkaan orang
Aku hanya orang bodoh, sok pintar
Aku hanyalah seorang yang egois, sok sosialis
Aku memang demikian adanya

Terima kasih, kau telah mendengarkan
Untaian kata tak punya makna

Sungguh, aku bahagia
Kau ulurkan warmly hand

Selasa, 14 Juli 2015

#abahAR, selamat hari lahir

Hembusan angin dini hari
Bangunkanku sejenak
membawa kabar bahagia untukku 
Kabar tentang insan terhormat di belahan bumi sana

Ya Allah, dzat yang Maha Kasih
Izinkan hamba tuk panjatkan pinta padaMu semata 
Teruntuk insan yang sangat hamba hormati

Ya Allah, Engkaulah Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang 
Hamba mohon, anugerahkanlah kepada ayah hamba yang baik ini 
kesehatan, keselamatan, kesuksesan, kebahagiaan,
keimanan dan ketakwaan serta kelancaran dalam beraktivitas 

Ya Allah, jagalah ia dengan rohman dan rahimMu
Bimbinglah ia dengan petunjukMu 
Kuatkanlah ia dengan kuasaMu
Berkahilah ia

Ya Allah, ia lah insan terbaik yang hamba kenal selama ini
Insan yang senantiasa memperjuangkan kalimahMu
Insan yang mengajak hamba tuk kian dekat denganMu

Ya Allah, hamba yakin 
Engkau kan kabulkan pinta hamba

Aamiin ya rabbal 'alamin 

#abahAR, hanya doa ini yang aku sanggup berikan
Di hari ini

#abahAR, selamat hari lahir... barakallah...

Selasa, 07 Juli 2015

Ia Hanya Sepertiga, kini

Ya Rabb, kembali ku meneteskan air mata
Tiada terbendung
Ia hanya sepertiga, kini
Tanpa kusadari

Ya Rabb, aku masih saja terbuai 
Lamunan dunia penggoda hati insan 
Aku lalai ya Rabb,
Terhadap ramadhanMu yang penuh berkah

Masihkah hamba Kau perkenankan 
Mengisi sepertiganya dengan amalan terhebat 
Hingga hamba laik kau sematkan predikat itu
Hingga hamba mampu kendalikan nafsu

Ya Rabb, Kau lah Maha Segalanya
ku hanya butiran debu tiada daya
Hanya kepadaMu hamba memohon 
Kabulkanlah doa dan pinta hamba

Persuakanlah hamba dengan malam seribu bulan 
Sampaikanlah hamba pada garis finish ramadhan 
Dan izinkanlah hamba tuk kembali bersua dengan RamadhanMu berikutnya 

Aamiin ya rabbal 'alamin... ðŸ˜­ðŸ˜­ðŸ˜­

Senin, 23 Februari 2015

Ayah Ibu

Terlintas jauh ingatanku
Ke masa lampau
Saat dimana aku belum tahu dunia
Saat kapan aku tiada faham pagi dan malam

Terlintas dengan amat
Saat ku sering melakukannya
Merengek-rengek kepadamu
Tuk pinta sesuatu

Betapa kau sigap penuhi apa kemauanku
Betapa kau cepat kembangkan senyumku
Betapa kau tak kenal lelah

Ah, tanpa aku tak mau tahu
Bahwa kau tiada daya
Bahwa kau tak punya apa-apa
Bahwa kau telah menyembunyikan segalanya
Hanya tuk aku yang tak mengerti apapun

Ayah ibu, kau lah yang terhebat
Kaulah penghantar keberkahanNya
Kaulah segalanya

Kini, aku masih saja seperti anak kecil
Masih saja meminta disuapi tatkala makan
Masih saja bermanja tanpa ingin tahu apa yang kau idamkan

Ayah ibu, aku tak jua faham
Kau masih saja menyimpan harapan mulia itu
Agar aku selalu dekat denganNya
Saat kapanpun
Saat dimanapun
Whenever, wherever...

Sabtu, 21 Februari 2015

Aku Baru Sadar Kini

Kata maaf harus terucap lagi
Aku baru sadar kini
Akulah muridmu yang selalu saja merepotkan
Sering berkunjung ke istanamu tanpa buah tangan
Malah membawa segepok masalah

Betapa tak baiknya aku
Tersadar, namun terulang lagi

Aku pun sering tak menghormatimu
Tak baik bukan?
Tatkala kau berujar banyak kisah penuh makna
Aku terkantuk saat membersamaimu
Kau begitu heroik sampaikan
Aku malah terdiam
Melayangkan angan tak jelas

Dan aku baru sadar kini
Saat kau sematkan itu padaku
Cilik pethakilan; bocah kurang ajar
Begitulah aku
Seringkali manja di hadapanmu
Terus menerus minta perhatian
Ah, betapa tak baiknya aku

Namun, aku sangat bahagia
Bahagia seorang murid
Bersama sang gurunya
Di saat aku bisa satu meja
Menikmati hidangan makan malam itu
Di istana yang teduh
Dan tak sekali

Sungguh, aku begitu bahagia
Seorang murid tak tahu diri
Diterima kehadirannya oleh sang guru


Ku pun hanya mampu berdoa
Teruntuk engkau, guruku
Semoga Allah senantiasa membimbingmu
Aamiin ya rabbal 'alamin

Rabu, 14 Januari 2015

Nilai Akhir Sementara MK Akuntansi Biaya

Diberitahukan di bawah ini adalah nilai akhir sementara MK Akuntansi Biaya untuk prodi Pendidikan Ekonomi (Akuntansi) semester Gasal 2014/2015.
Bagi mahasiswa yang memperoleh nilai akhir sementara kurang dari 71 (B), diperbolehkan mengikuti ujian remidial, hanya pada hari Jum'at (16/1/2015) pkl 9.15 di ruang C6 243. Pokok bahasan yang diujikan adalah pokok bahasan setelah UTS.
Tidak ada layanan nilai via Call, SMS, BBM, WA, Line, Facebook, dan medsos lainnya.

Selasa, 13 Januari 2015

Nilai Akhir Sementara MK Pengantar Akuntansi

Diberitahukan di bawah ini adalah nilai akhir sementara MK Pengantar Akuntansi untuk prodi Pendidikan Ekonomi (Administrasi Perkantoran) semester Gasal 2014/2015.
Bagi mahasiswa yang memperoleh nilai akhir sementara kurang dari 71 (B), diperbolehkan mengikuti ujian remidial, hanya pada hari Jum'at (16/1/2015) pkl 8 di ruang C6 243. Pokok bahasan yang diujikan adalah Akuntansi perusahaan dagang.
Tidak ada layanan nilai via Call, SMS, BBM, WA, Line, Facebook.