Kamis, 19 Mei 2016

Pemimpin Yang Adil

*Hijjaz
Pemimpin yang adil sangat dikehendakiMemakmurkan umat dunia dan akhiratTiada keadilan negara huru-haraPemimpin membela nasib rakyatnya
Pemimpin yang adil sifatnya amanahMampu rasa resah susah rakyat-rakyatnyaKeadilannya tanpa pilih kasih pada siapaKepentingan rakyat lebih utama
Didengari rintihan dari rakyat-rakyatnyaKasih sayang terserlah di wajahnyaSombong dan takbur tidak ada pada dirinyaRakyat hormat bukan takut padanya
Pemimpin yang adil mengutamakan amanahWang rakyat dan negara tidak disalah gunaRasuah dan kemungkaran sangat dijauhinyaRakyat diseru mentaati Allah
Terdapat pemimpin di dunia kiniSeringkali mencetus huru-haraDemi melindungi kepentingan dirinyaRela membiar rakyatnya derita
Pemimpin yang adil mengutamakan rakyatnyaMelepaskan mereka dari sengsaraAkhlak yang mulia pakaian dirinyaRakyat taat dan sayang padanya
Tuhan, kurniakanlah pemimpin yang sejatiTuhan, kurniakanlah pemimpin yang begini
source: http://lirik.kapanlagi.com/artis/hijjaz/pemimpin_yang_adil

Senin, 16 Mei 2016

Silaturahim Bumi Tunggul Wulung Indah

Kumulai perjalanan menyambung silaturahim ini lagi. Tak ke selatan. Kali ini aku menuju timur jauh.. ya, ke #cakJi #sanggurutimurjauh.

Rabu (11/5) pukul 18.45 aku awali dari semarang poncol. Di tiket Jayabaya itu menunjukkan waktu kedatangan pukul 01.17 dini hari. Hmmm... akan merepotkan tuan rumah ya.. karna aku akan dijemput.
Allah mengabulkan keinginanku untuk bisa silaturahim ke #cakJi sekira tanggal 12 Mei. Yup, #cakJi ultah pada tanggal itu. Paling tidak aku akan mudah mengingat momen kemarin itu. Dan "panen" jambu Demak tepat di tanggal itu. Dan rencana itu pun terlaksana. Alhamdulillah...


Jayabaya terlambat sekira 10 menit. Aku pun bergembira saat informasi kereta memberitahu bahwa akan sampai stasiun Malang. Tas kuambil. Dua kardus itu aku siapkan. Tak lupa 2 bibit jambunya. Adakah poter yang membantu, batinku. Aku bingung membawanya sendiri. Kuatkah. Dan sampailah kereta itu pkl 01.29. Kucoba menata dan mengangkat apa yang aku bawa. Dan beraaaatttt.. langkahku perlahan menuruni kereta dan menuju pintu keluar. Ah, cukup jauh dan tak ada poter. Aku harus kuat sampai pintu keluar. Akhirnya, bisa juga. Walau lengan kiri agak "cedera". Sepertinya tertarik ototnya.. hihihi... beberapa hari baru sembuh.. tak apalah.

Jumat, 13 Mei 2016

Hanya Titik Kecil

Begitu tampak jelas di hadapan
Berbagai titik titik yang kian membesar
Menampakkan keberadaannya
Kadang mendekat, di masa berikutnya menjauh

Dan aku di sini, bukan lah bagian darinya
Aku hanyalah titik kecil yang kian kabur
Sekedar bertahan dari terpaan angin perubahan
Begitu berat terasa

Andai saja mereka bersama dan bersatu
Tampaklah titik besar nan kuat
Tak kan tersapu hegemoni hedonisme
Bertahan dalam keyakinan tauhidi

Aku hanya bisa melihat mereka
Menatap zaman
Menata kemaslahatan
Dan aku tak mampu bersamanya
Aku hanyalah titik kecil tak bermakna
Tidak seperti mereka

Namun, aku punya harapan besar padanya
Singkirkan egoisme
Rawatlah musyawarah dan husnudzon
Integrallah dalam mengambil kebijakan

Aku yakin, titik-titik itu kan ngayomi
Solusi atas kegundahan umat
Aku yakin, titik-titik itu kan sadar
Bersama lebih baik daripada berjalan sendirian
Meraih cita dan kehormatan

Aku yakin... sekali...
Walau aku hanyalah titik kecil yang kian tidak jelas
Hilang dari peredaran

Rabu, 04 Mei 2016

Balasan Untuk Anak Desa

A-ngan mengangkasa kala itu
N-iat membara menuntut ilmu
A-sah khalbu, tajamkan pikir
K-ini, manisnya ilmu telah tercicipi
D-alam sekejap waktu
E-stafet kepemimpinan tiada terhindar
S-emoga Alloh senantiasa menolong
A-manah terjaga, sukses teraih.

Ungkapan sejarah yg indah, sejuk dan berisi, hanya bisa lahir dari orang2 yang pandai, santun dan penuh kasih. Om AN memiliki itu semua. Sungguh saya bersyukur, bahwa takdir telah menentukan, bahwa saya bisa menjadi salah satu sahabat, dalam kehidupannya. Barokallah......


Dua jawaban yang kian meneguhkan senyumku...

Aku tak kan bisa membalas jasamu, padaku...

Senin, 02 Mei 2016

silaturahim ini kan terus aku jaga



Disinilah, di kamar ini... aku menapakkan kaki dan tubuhku di kasur yang empuk.. setahun lalu kah???

Iya, sepertinya demikian. Bermula dari sms dan bbm an, kemudian fb dan wa nan aku mulai "merasa" dekat dengannya.. senior yang baik hati. Dari yang tak mengenal hingga aku merasakan kamar ini untuk kali kedua.

Cakji, nama panggilanmu. Nggak neko-neko.. dan aku sangat heran, aku bisa kau perlakukan seperti ini. Aku bukanlah siapa-siapa. Hanya anak kecil yang ingin berkenalan dan meminta petuah dan nasihat dari orang tua. Aku hanyalah junior yang akan terus belajar dari pengalamanmu.

Semoga Allah swt selalu menjaga silaturahim yang telah tersambung, walau terpisah jarak dan masa. Aku di kota atlas, engkau di bumi kanjuruhan. Aamiin ya rabbal alamin.

Hanya Anak Desa

Enam belas tahun sudah
Aku meninggalkan kampung halaman
Mencari ilmu ke selatan
Melihat dunia yang katanya sangat luas

Dan aku tak tahu
Akankah aku kembali

Empat tahun pertama
Aku masih terkaget-kaget
Aku bisa menyandang "mahasiswa"
Aku kan hanya anak desa
Tak pernah tahu gedung menjulang tinggi

Empat tahun berikutnya
Aku rasakan beratnya mencari sesuap nasi
Aku hanya berusaha untuk sabar, tabah, dan bersungguh-sungguh
Dengan segenap ilmu dan kompetensi yang tlah diperoleh

Dan delapan tahun berikutnya
Aku menapaki jalan yang kian terasa jauh
Banyak gambar kehidupan yang tak mudah dipahami
Siluet rasa yang kadang tiada jelas sama sekali
Terkadang panorama yang begitu indah

Enambelas tahun sudah
Aku mengenalnya
Enam tahun sudah aku merasa dekat dengannya
Dua tahun sudah aku mulai  menghormatinya

Ya, aku hanya anak desa
Persuaan dengannya adalah anugerah
Mengenalnya adalah kehormatan
Karena aku hanya anak desa

Terlintas kadang, apakah ini nyata?
Aku bisa membersamainya beberapa kali atau bagiku sudah teramat sering

Ya, mereka telah menjadi bagian penting bagiku
Adakalanya aku memanggilnya "guru"
Terkadang aku terlalu berani mengakuinya sebagai "bapak"
Dan aku sering berkeluh kesah dengannya
Dengan sifat kekanakanku
Aku begitu manja di hadapannya

Mereka adalah orang-orang hebat
Tak seperti diriku, yang hanya anak desa