Jumat, 28 Desember 2012

Move On dengan Empat On (bagian 2)


Vision dan action yang sejalan memang sudah menghasilkan karya, tetapi kemungkinan besar karya yang dihasilkan biasa saja. Bahkan mungkin hidup yang dijalani pelakunya rutin dan monoton. Lebih parah lagi, orang-orang ini bisa tergolong kelompok P-16: Pergi Pagi, Pulang Petang, Pantat Peot, Pinggang Pegel, Pala Pusing, Penghasilan Pas-pasan, Pas Pensiun Penyakitan.
Action yang cerdas dalam rangka mewujudkan vision adalah action yang sesuai dengan passion. Gabungan vision, action dan passion akan menghasilkan karya berkualitas dan bisa Anda banggakan. Hidup Andapun lebih berenergi, dinamis dan selalu kreatif menciptakan hal-hal baru.
Waktu yang tersedia jauh lebih sedikit dibandingkan peluang kebaikan yang tersebar di muka bumi. Agar menghasilkan karya yang berarti, lakukanlah action yang sesuai passion. Setiap orang pasti punya passion, temukanlah. Passion itu sesuatu yang Anda enjoy banget, asyik banget… Sehingga, Anda rela mengorbankan waktu, tenaga dan dana untuk melatihnya.
Kata guru kehidupan saya, tanda bahwa kita kurang bersyukur kepada-Nya adalah action-action yang kita lakukan sebagian besar tidak sesuai dengan passion yang kita miliki. Ayo, jangan kufur nikmat! Segera temukan passion Anda dan bergeraklah sesuai passion itu.  Hidup cuma sebentar, jangan lakukan action yang tidak Anda nikmati apalagi menyiksa Anda.
Kita adalah makhluk sosial. Move on kita akan bertahan lama dan mengalami percepatan bila kita melakukan collaboration dengan berbagai komponen yang ada. Bergurulah kepada orang yang bisa membantu tercapainya vision Anda. Berguru pula kepada orang yang ahli untuk mengasah passion Anda.
Jangan lupa, bergabunglah dengan komunitas-komunitas yang seirama dengan 3-on Anda sebelumnya. Tanpa kolaborasi, energi Anda akan cepat meredup. Mengapa? Karena sumber energi dan semangat itu datang dari diri sendiri dan juga dari lingkungan pergaulan. Gabungkan dua sumber energi itu agar menjadi kekuatan yang dahsyat.
Ayo, segera move on dengan empat on! Dan, pastikan move on Anda menjadikan hidup lebih berkelas dan bermartabat di dunia dan terus berharap mendapat tempat terhormat di akhirat… [Tamat, baca tulisan sebelumnya]
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

Kamis, 27 Desember 2012

Move On dengan Empat On


Kata atau istilah yang sering muncul di akhir atau awal tahun adalah resolusi. Apakah menulis dan mendeklarasikan resolusi itu jaminan kita bisa move on? Tidak! Untuk bisa move on tidak cukup hanya dengan resolusi, ada empat “on” yang harus dinyalakan dalam diri Anda. Itu adalah vision, action, passion dan colaboration.
Di langit banyak bintang. Diantara bintang ada yang paling terang, itulah vision. Di dalam hidup Anda punya banyak keinginan. Diantara banyak keinginan itu ada yang paling besar yang ingin Anda wujudkan, itulah vision. Temukanlah vision hidup Anda, maka ia akan menjadi bahan bakar dan energi dalam hidup Anda.
Tanpa menemukan visi hidup, Anda akan mengalami kesulitan membuat resolusi tahunan. Atau, kalaupun Anda membuat resolusi tahunan, mungkin hanya sebatas membuat dan mendeklarasikan tapi tanpa energi dan ruh di dalamnya. Akhirnya, Anda hanya semangat di awal tahun namun tanpa hasil yang bisa Anda banggakan di akhir tahun. Dan itu berulang sepanjang tahun.
Sebagai orang yang beriman saya memiliki dua visi, akhirat dan dunia. Di akhirat, saya ingin mendapat syafaat dari kanjeng Nabi Muhammad, bisa mencium dan memeluk seerat-eratnya di surga. Sedangkan untuk kehidupan dunia saya ingin menginspirasi 25 juta orang lebih dan satu juta diantaranya putus dari rantai kemiskinan.
Vision saja tidak cukup, kita juga harus action. Namun sadarilah, waktu yang tersedia di dunia ini sangatlah terbatas maka harus ada skala prioritas dalam melakukan action. Dalam bahasa agama, sibukkan action kita untuk hal-hal yang wajib dan sunnah, kurangi yang mubah dan jauhi yang makruh serta campakkan yang haram.
Dengan memiliki vision yang menantang, maka action Anda pun sangat jelas dan terarah. Action yang tidak berhubungan dengan vision harus Anda jauhi. Anda harus berani berkata “tidak” untuk ajakan action yang menjauhkan diri Anda dari tercapainya vision. Begitupun dalam hidup saya, action yang saya lakukan semua dalam rangka mewujudkan dua vision saya tersebut di atas.
Setiap pagi saya meyakinkan diri bahwa saya pasti sanggup menginspirasi 25 juta orang lebih dan satu juta diantaranya putus dari rantai kemiskinan. Namun setiap pagi saya juga khawatir, pantaskah kelak saya mendapat syafaat dari Nabi? Mungkinkah kelak saya bisa mencium dan memeluk kekasih Allah itu? Ya Allah, jadikanlah setiap action saya mendekatkan pada tercapainya vision yang telah saya tetapkan. Saya kangen berjumpa dengan kekasih-Mu, Muhammad SAW… [bersambung]
Salam SuksesMulia!

Kata atau istilah yang sering muncul di akhir atau awal tahun adalah resolusi. Apakah menulis dan mendeklarasikan resolusi itu jaminan kita bisa move on? Tidak! Untuk bisa move on tidak cukup hanya dengan resolusi, ada empat “on” yang harus dinyalakan dalam diri Anda. Itu adalah vision, action, passion dan colaboration.
Di langit banyak bintang. Diantara bintang ada yang paling terang, itulah vision. Di dalam hidup Anda punya banyak keinginan. Diantara banyak keinginan itu ada yang paling besar yang ingin Anda wujudkan, itulah vision. Temukanlah vision hidup Anda, maka ia akan menjadi bahan bakar dan energi dalam hidup Anda.
Tanpa menemukan visi hidup, Anda akan mengalami kesulitan membuat resolusi tahunan. Atau, kalaupun Anda membuat resolusi tahunan, mungkin hanya sebatas membuat dan mendeklarasikan tapi tanpa energi dan ruh di dalamnya. Akhirnya, Anda hanya semangat di awal tahun namun tanpa hasil yang bisa Anda banggakan di akhir tahun. Dan itu berulang sepanjang tahun.
Sebagai orang yang beriman saya memiliki dua visi, akhirat dan dunia. Di akhirat, saya ingin mendapat syafaat dari kanjeng Nabi Muhammad, bisa mencium dan memeluk seerat-eratnya di surga. Sedangkan untuk kehidupan dunia saya ingin menginspirasi 25 juta orang lebih dan satu juta diantaranya putus dari rantai kemiskinan.
Vision saja tidak cukup, kita juga harus action. Namun sadarilah, waktu yang tersedia di dunia ini sangatlah terbatas maka harus ada skala prioritas dalam melakukan action. Dalam bahasa agama, sibukkan action kita untuk hal-hal yang wajib dan sunnah, kurangi yang mubah dan jauhi yang makruh serta campakkan yang haram.
Dengan memiliki vision yang menantang, maka action Anda pun sangat jelas dan terarah. Action yang tidak berhubungan dengan vision harus Anda jauhi. Anda harus berani berkata “tidak” untuk ajakan action yang menjauhkan diri Anda dari tercapainya vision. Begitupun dalam hidup saya, action yang saya lakukan semua dalam rangka mewujudkan dua vision saya tersebut di atas.
Setiap pagi saya meyakinkan diri bahwa saya pasti sanggup menginspirasi 25 juta orang lebih dan satu juta diantaranya putus dari rantai kemiskinan. Namun setiap pagi saya juga khawatir, pantaskah kelak saya mendapat syafaat dari Nabi? Mungkinkah kelak saya bisa mencium dan memeluk kekasih Allah itu? Ya Allah, jadikanlah setiap action saya mendekatkan pada tercapainya vision yang telah saya tetapkan. Saya kangen berjumpa dengan kekasih-Mu, Muhammad SAW… [bersambung]
Salam SuksesMulia!

Jumat, 21 Desember 2012

Bolehkah Tak Punya Mimpi?


Tiga hari mengadakan acara in-house training itu biasa bagi tim kami. Bahkan dalam satu hari ada empat training paralel di empat perusahaan yang berbeda juga biasa. Namun, tiga hari ada tiga kegiatan untuk publik (umum) bagi kami itu luar biasa. Saya semakin bangga dan salut dengan tim kerja saya.
Selama Jumat, Sabtu hingga Minggu 14 – 16 Desember 2012 kami mengadakan tiga acara Social Inovation Challenge, SuksesMulia Entertrainment, dan Resolusi Untuk Negeri. Dan senangnya, ketiga acara itu berjalan sukses, bahkan jauh melebihi harapan saya.
Hal yang menarik, di acara ketiga ada peserta yang berkomentar, “Apakah benar resolusi dan mimpi itu perlu?”
Walau ada bagian-bagian hidup saya yang terwujud tanpa didahului mimpi sebelumnya, saya termasuk yang sangat menganjurkan kita semua punya mimpi. Memang, saya dulu tidak bermimpi menjadi Inspirator atau trainer, karena memang profesi ini dulu tidak saya kenal. Faktanya, hari ini saya dikenal sebagai Inspirator SuksesMulia, rata-rata 28 sesi seminar atau training setiap bulan harus saya berikan.
Bagi saya, mimpi itu seperti niat. Andai mimpi itu tidak tercapai, setidaknya kita sudah mendapat satu pahala. Kata guru kehidupan saya, “Niat baik itu sudah dicatat satu kebaikan, oleh karena itu berniatlah kemudian bertindaklah.”
Jadi, milikilah mimpi yang berhubungan dengan prestasi [saya ingin menjadi] bukan sesuatu yang bersifat materi [saya ingin memiliki].  Mengapa? Itu agar mimpi Anda juga menjadi niat yang bernilai ibadah di sisi-Nya.
Mimpi juga menjadikan Anda punya arah dan energi sehingga Anda bisa menetapkan skala prioritas. Aktivitas Anda akan lebih fokus dan penuh tenaga pada segala hal untuk tercapainya mimpi. Anda akan lebih mudah berkata “tidak” untuk ajakan kegiatan yang tidak berhubungan dengan mimpi-mimpi Anda.
Hidup adalah pilihan, Anda boleh punya mimpi dan juga boleh memilih tidak punya mimpi. Tapi berdasarkan pengalaman hidup dan berbagai riset yang saya baca, memiliki mimpi jauh lebih berdampak besar dalam hidup Anda dibadingkan Anda tidak punya mimpi.  Cobalah bermimpi, toh bermimpi juga tidak harus membayar…
Salam SuksesMulia!