Jumat, 19 Desember 2008

Saprol dan Kipli

“Kipli, aku mau ngetes Pak Haji lagi. Entar aku lulusin. Biar Pak Haji bisa kawin dengan ibuku. Aku kasihan dengan ibu. Aku rela tidak jadi rocker. Asal ibuku nggak kerja lagi.” Demikian kira-kira sepenggal dialog antara tokoh Saprol dengan Kipli dalam “Kiamat Sudah Dekat” yang ditayangkan SCTV setiap Jum’at malam. Sebuah sinetron yang sangat berkarakter kuat.

Apa yang menarik disana? Dialog di atas menggambarkan bagaimana seorang anak yang masih duduk di bangku SD mempunyai “pikiran” yang sangat dewasa. Sikap ini adalah cerminan kecerdasan interpersonal yang dimiliki Saprol. Ia begitu sedih melihat ibunya menjadi tukang cuci pakaian. Sementara cita-citanya sangat tinggi menjadi seorang penyanyi rock. Walau keinginan Saprol akhirnya kalah dengan “kemuliaan hati” seorang ibu.

Adegan lainnya menggambarkan bagaimana tokoh Kipli yang begitu kuat dan konsisten dengan pemikirannya. Kita lihat, bagaimana Kipli begitu lama menerima kehadiran ayahnya yang telah bertaubat, padahal hanya dia yang dimiliki karena ibunya pergi entah ke mana. Sikap Kipli begitu keras. Ia tetap teguh dengan pendiriannya; ayahnya telah mencampakkannya. Walau akhirnya Kipli menerima sesaat ayahnya berpamitan pergi ke Malaysia. Demikian cerminan kecerdasan intrapersonal yang kuat dimiliki Kipli.

Kecerdasan interpersonal dan intrapersonal yang dimiliki Saprol dan Kipli tidak banyak kita jumpai dengan anak kita, bisa jadi. Karena memang di sekolah, mereka tidak diajarkan secara proporsional. Dan ternyata kita tidak memberikan perhatian, karena terlena mengejar kecerdasan intelektual saja.

Kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan sosial sedangkan intrapersonal smart adalah kecerdasan memahami diri sendiri. Kedua kecerdasan ini – menurut penelitian – sangat berpengaruh terhadap proses belajar anak. Anak akan belajar secara menyenangkan. Bagaimana tidak, temannya tidak ada yang “nakal” karena saling menebar empati dan simpati. Ketika marah ia dengan sigap mengekangnya.

Mari, kita perhatikan secara seksama kedua kecerdasan di atas pada diri anak kita. Bisa jadi, kita belum memahami anak secara mendalam. Anak adalah aneh dan unik. Kita harus belajar darinya.

Ibu




















ibu... siapa yang tiada mengenal jasamu
ibu... begitu tak terhitung pengorbananmu
ibu... nanda sangat takut
tiada mampu membalas
walau hanya secuil...
maafkan nanda, ibu...

sms ucapan

memberi ucapan entah melalui sms atau pun yang lainnya, adalah untuk menjalin tali silaturahim kepada orang lain. apalagi kalau bisa bersua. sungguh indah sekali. hari raya atau hari besar adalah momen yang tidak boleh dilalui begitu saja.

sms adalah teknologi yang bisa dipakai untuk tujuan mulia tersebut. di bawah ini adalah sms yang pernah saya pakai untuk mengucap salam, selamat, dan lainnya..

sms#1 Hari Guru

"memoar indah itu kan terus terekam,
alunan syahdu sang pembelajar sejati,
ikhlas mendidik generasi harapan;
tak kenal lelah...
terima kasihku padamu wahai pahlawan bangsa
guruku tercinta
tetaplah tegar dalam terpaan badai yang menghadang
tetaplah tersenyum wahai guruku
Allah kan membalas nanti
Happy teacher's day"

sms#2 Idul Adha

"Pun Ismail tlah menorehkan catatan kebanggaan anak manusia
totalitas kepasrahan diri atas keputusanNya
Semoga kita dapat mentauladaniNya spenuh hati.
Happy iedul adha 1429H."

sms#3 Idul Fitri

"Sungguh Allah sangat menyayangi hambaNya
Ia hantarkan kesedihan kpergian Ramadhan
dengan kebahagiaan yang teramat atas persuaan Syawal
tuk rengkuh kefitrahan diri
semua makhluk gemakan takbir, tahmid, dan tasbih
agungkan kebesaranNya
di seantero jagad raya
dengan keikhlasan diri..

taqabbalallahu minna waminkum
selamat hari raya idul fitri
mohon maaf lahir dan bathin

>> dari anakmu,
yang selalu saja berbuat salah"



"Jambu air dari kota wali
disantap bersama enak sekali
mhn maaf ya akhi ya ukhti
salahku padamu banyak sekali.

happy lebaran, friends...
May Allah blesses us..."

Gerakan Anti Busem

Pagi itu, ahmad melaju dengan cukup kencang menuju kampusnya yang jauh dari rumah. Di sepertiga terakhir perjalanan, ia hendak mendahului mobil yang kebetulan berada di depannya. Unpredictable, sebelum bisa mendahului ia mendapatkan hadiah dari driver mobil tersebut. Mungkin, dia tidak madu di “passed”, pikirnya. Hadiah apa yang ia terima? Bungkus snack yang barusan dinikmati yang dilempar begitu saja oleh si sopir mobil tadi. Dan ternyata mengenai kepala.. alhamdulillah, untung hanya bungkus snack, tidak batu atau duren, lirihnya.

Kejadian di atas, hanyalah sekian kecil contoh yang bisa jadi sering kita menjadi saksinya. Ya, membuang sampah seenaknya, sesukanya, sembarangan…. Atau malah kita sendiri? Yang ironis lagi, sudah terpasang dengan jelas tulisan “jangan buang sampah di sini”, “buanglah sampah di tempatnya”, “jagalah kebersihan”, atau yang lainnya. Seakan tidak melakukan hal salah, kita dengan sembari senyum meletakkan “sampah” semaunya…

Sepele... mungkin itulah yang terbesit dalam benak kita. Hanya sekedar kertas kecil, hanya sebungkus plastik kecil. Toh nanti ada yang membersihkan. Tidak!!! Ini bukanlah hal yang sepele. Bukanlah hal yang tidak perlu kita cermati dan berikan perhatian. Justru dari hal kecil seperti inilah, timbul masalah-masalah besar.

Banyak analisis dan kajian yang menyatakan bahwa salah satu alas an terjadinya banjir adalah saluran air yang tersumbah banyaknya sampah yang terbuang sembarangan. Tidak pada tempatnya. Sampah yang berserakan juga akan menyebabkan bau tidak sedap dan lingkungan sekitar tidaklah eyecatching. Bahkan lebih tegas lagi, membuang sampah adalah perbuatan orang yang tak berakal… lho….?

Kebiasaan membuang sampah sembarangan bukanlah sikap dan perilaku yang mencerminkan “keshalihan pribadi” apalagi “keshalihan sosial”. Wow, apaan tuh? Keshalihan pribadi dalam hal ini diartikan sebagai sikap dan perilaku yang mampu menjaga kebersihan diri. Tindakan di atas adalah cerminan sikap yang bisa jadi tidak menyukai kebersihan dan tidak mampu menjaga kebersihan.

Keshalihan sosial diartikan sebagai dasar seseorang bermanfaat bagi orang lain atau tidak. Dengan membuang sampah dengan seenaknya apakah berarti tidak bermanfaat bagi orang lain? Bukankah malah memberikan kesempatan bagi orang lain untuk berbuat baik? Membuang sampah sembarangan justru akan menciptakan masalah bagi orang lain. Bisa dibayangkan jika si Ahmad marah dan akhirnya terjadi perdebatan atau bahkan malah perkelahian.. walau hanya karena sampah… membuang sampah sembarangan bisa jadi akan membuat orang lain berdosa, karena akan marah, ngrasani, mengumpat, atau perbuatan kurang baik lainnya.

As conclusion, mari, bagi yang sependapat dengan saya, bergabunglah dengan Gerakan Anti Busem (Anti membuang sampah sembarangan)…