Jumat, 19 Desember 2008

Gerakan Anti Busem

Pagi itu, ahmad melaju dengan cukup kencang menuju kampusnya yang jauh dari rumah. Di sepertiga terakhir perjalanan, ia hendak mendahului mobil yang kebetulan berada di depannya. Unpredictable, sebelum bisa mendahului ia mendapatkan hadiah dari driver mobil tersebut. Mungkin, dia tidak madu di “passed”, pikirnya. Hadiah apa yang ia terima? Bungkus snack yang barusan dinikmati yang dilempar begitu saja oleh si sopir mobil tadi. Dan ternyata mengenai kepala.. alhamdulillah, untung hanya bungkus snack, tidak batu atau duren, lirihnya.

Kejadian di atas, hanyalah sekian kecil contoh yang bisa jadi sering kita menjadi saksinya. Ya, membuang sampah seenaknya, sesukanya, sembarangan…. Atau malah kita sendiri? Yang ironis lagi, sudah terpasang dengan jelas tulisan “jangan buang sampah di sini”, “buanglah sampah di tempatnya”, “jagalah kebersihan”, atau yang lainnya. Seakan tidak melakukan hal salah, kita dengan sembari senyum meletakkan “sampah” semaunya…

Sepele... mungkin itulah yang terbesit dalam benak kita. Hanya sekedar kertas kecil, hanya sebungkus plastik kecil. Toh nanti ada yang membersihkan. Tidak!!! Ini bukanlah hal yang sepele. Bukanlah hal yang tidak perlu kita cermati dan berikan perhatian. Justru dari hal kecil seperti inilah, timbul masalah-masalah besar.

Banyak analisis dan kajian yang menyatakan bahwa salah satu alas an terjadinya banjir adalah saluran air yang tersumbah banyaknya sampah yang terbuang sembarangan. Tidak pada tempatnya. Sampah yang berserakan juga akan menyebabkan bau tidak sedap dan lingkungan sekitar tidaklah eyecatching. Bahkan lebih tegas lagi, membuang sampah adalah perbuatan orang yang tak berakal… lho….?

Kebiasaan membuang sampah sembarangan bukanlah sikap dan perilaku yang mencerminkan “keshalihan pribadi” apalagi “keshalihan sosial”. Wow, apaan tuh? Keshalihan pribadi dalam hal ini diartikan sebagai sikap dan perilaku yang mampu menjaga kebersihan diri. Tindakan di atas adalah cerminan sikap yang bisa jadi tidak menyukai kebersihan dan tidak mampu menjaga kebersihan.

Keshalihan sosial diartikan sebagai dasar seseorang bermanfaat bagi orang lain atau tidak. Dengan membuang sampah dengan seenaknya apakah berarti tidak bermanfaat bagi orang lain? Bukankah malah memberikan kesempatan bagi orang lain untuk berbuat baik? Membuang sampah sembarangan justru akan menciptakan masalah bagi orang lain. Bisa dibayangkan jika si Ahmad marah dan akhirnya terjadi perdebatan atau bahkan malah perkelahian.. walau hanya karena sampah… membuang sampah sembarangan bisa jadi akan membuat orang lain berdosa, karena akan marah, ngrasani, mengumpat, atau perbuatan kurang baik lainnya.

As conclusion, mari, bagi yang sependapat dengan saya, bergabunglah dengan Gerakan Anti Busem (Anti membuang sampah sembarangan)…

Tidak ada komentar: