Senin, 31 Januari 2011

Daku Berkata Hari Ini


Assalamu'alaikum, bapak ku yang ku hormati...

tak ada kata yang mampu mewakili kebahagiaanku
tak mungkin juga kan terpantul dalam sikap dan tindakanku
bahagianya sangatlah tak terdefinisi, kata matematikawan Unnes

bahagia yang baru kurasa
dalam dua masa ini
dalam persuaan yang tak sengaja
daku hanya berposisi sebagai cadangan alias pengganti...

bahagia...
tak biasa aku mampu mencurahkan yang ada dalam hati
seperti meluncurnya air terjun
deras... tak malu-malu...
pun dengan bapak ibuku... daku hanya terdiam
berkata hanya sedikit.
ah, betapa durhakanya aku.
aku curahkan kasih dengan cara lain.
semoga beliau mengerti.

bahagia,
bapak adalah seorang yang menerimaku apa adanya
bapak pun tak mengenalku sebelumnya
daku hanya seorang anak kecil yang tak punya apa-apa
dan tak bisa apa-apa.

alhamdulillah... demikianlah kalimat yang terlantun selalu dalam hati.
ku berharap dalam kecemasan dan ketakutan... akankah berhenti di sini?

terima kasih... terima kasih... tak kan lelah ku mengucapnya.


sehari pasca 30 Januari di tahun yang ke 29
daku berkata hari ini.

Senin, 24 Januari 2011

Beruntunglah

Beruntunglah diri ini...
Sangat beruntung.
Ku tatap wajahnya satu per satu.
Mereka seumuranku.
Ku mainkan n73 d tangan.
Mereka tak memegang jenis apapun.
Ku bisa kendarai fit x terbaru.
Mereka ayuh roda 3 itu, demi esok.

beruntunglah diri ini...
Sangat beruntung.

namun, mereka lebih hebat.
Ku hanya bisa bermain-main,
ke sana kemari tanpa makna.
Mereka tlah teruji menerjang badai kehidupan.
Memaknai tiap langkah dan ayuhan.
Mereka tak kenal lelah.

merekalah yang lebih baik.

Jumat, 07 Januari 2011

Salah Kiblat

Sebagai insan yang ingin tetap dekat denganNya, walaupun dimanapun berada, kami tentu tak boleh melewatkan shalat sedikitpun. Berusaha untuk tepat waktu. Kala itu, waktu telah memasuki dhuhur. Setelah makan siang, kami bergegas untuk segera menunaikan rukun Islam kedua itu. Maklum di Bali, agak susah mencari tempat shalat yang representative. Ruang kecil itu pun menjadi saksi. Biasanya di setiap ruang yang dipakai untuk shalat ada penunjuk kiblatnya, termasuk di kamar hotel sekalipun. Di ruang kecil itu ternyata ada dua petunjuk kiblat. Dan berbeda! Ya sudahlah, ambil salah satunya. Kayaknya lebih masuk akal.


Shalat pun ditunaikan. Dan kloter berikutnya juga mengikuti. Namun kali ini berbeda. Kloter terakhir melakukan dua shalat dengan dua kiblat. Shalat dhuhur dengan kea rah satu, shalat ashar ke arah lainnya (shalatnya di jamak qashar euy). Dan di ruang makan, kejadian itu terceritakan. He..he.. kok beda ya kiblatnya. Kloter kedua bias berubah arah kiblatnya karena diberitahu orang yang biasa shalat di situ. He..he.. berarti kloter pertama salah ya kiblatnya…

“Sepertinya nanti harus saya ganti shalatnya.”, ucap salah seorang. “Ah nggak apa-apa. Namanya juga nggak tahu. Kesalahan karena tak tahu kan diampuni”, dalih yang lain… Aduh… kok jadi begini ya… Setahu saya kok nggak ada qadha shalat ya… Saya lebih suka jawaban kedua. Dan update status di fb pun saya tulis demikian.

Penasaran dengan jawaban di atas, membuat ku tergelitik untuk bertanya pada “yang berwajib”. Lewat sms juga nggak apa-apa. Insya Allah jelas. Jaman teknologi.. he…he… maka ku tanyakan kasus di atas. Dan mendapatkan jawaban seperti ini.

Sy pernah dengar dr pengajian, tdk ada qadha shalat. Semoga Alloh mengampuni keteledoran orang yg tdk mau Tanya , atau krn tdk ada yg ditanya, sampai arah kiblat tdk tahu. Dr buku yg pernah sy baca, arah kiblat tdk harus persis ke ka’bah. Antara utara & selatan adl kiblat. HR Tirmidzi. (010110.09:17:39)

Shalat Ied di Hari Jumat


Hari raya idul Adha tahun ini jatuh pada hari Jumat. Betul… berarti akan ada shalat ied dan shalat jumat pada hari yang sama. Tak biasa kan? Terus motong hewan kurbannya bagaimana? Apa ditunda, atau diapain? Kita mungkin pernah dengar juga lebih baik motong hewan qurbannya didahulukan. Kan ada rukhsoh untuk tidak shalat jumat, ketika paginya sudah menunaikan shalat ied.

Kejadian tersebut di atas kutanyakan. Dan mendapatkan jawaban sms berikut ini.

Betul ustadz. Dr pengajian yg sy ikuti 2 hr lalu, ada dalil shohih yg mewajibkan sholat jumat bagi yg tdk ikut shalat ied, tapi sholat jumat mjd sunah bagi yg sdh ikut sholat ied. Hari ini ta’mir masjid kami tdk mengadakan shalat jumat, mengurus hewan qurban. (271109.15:50:07)

Guna menambah pemahaman kuberikan pernyataan lanjutan. Dalam beribadah, seandainya kita mendapatkan kedua-duanya, bukankah lebih baik? Artinya shalat jumat jalan, dan penyembelihan hewan qurban juga jalan. Bukankah ada 3 hari untuk itu? Bukankah setiap rukhsoh terdapat peristiwa yang mendasarinya, artinya Allah tidak memberikan tiba-tiba. Tanggapannya berikut ini.

Dalam beribadah, akal berada di bawah dalil. Di tempat kami ada alasan yg kuat utk memanfaatkan rukhsoh tsb. Ada sebagian orang berpendapat, diberi rukhsoh koq tdk mau, padahal butuh, sombong itu namanya. (271109.16:07:38)

Dari kajian sebanyak 9,5 halaman yg sy punya tulisan M. Shidiq Al Jawi, setelah mengkaji dalil beserta latar belakangnya, muncullah hukum tadi, tanpa sya rat tambahan lagi. (271109.16:20:59)

Mendoakan Orang Meninggal dan Nadzar

Berikut ini jawaban atas pertanyaan ku tentang bagaimana hokum mendoakan orang yang sudah meninggal dan non muslim. Misalkan mendoakan nenek kita yang sudah meninggal padahal beliau bukan muslim, atau mendoakan pahlawan bangsa yang tidak semuanya muslim.

Mendoakan orang muslim yg meninggal jelas dianjurkan. Mendoakan orang kafir (nonmuslim) yg sdh meninggal, dilarang (QS AT TAUBAH :113). (091109.18:23:12)
Jelasnya dalil, menjadi kemudi ketika perahu kita terbawa arus. (091109.20:13:40)

Kalau bernadzar ngajak makan2 orang lain karena terpenuhinya suatu doa, boleh nggak ya?

Kalau sdh nadzar, wajib ditepati (QS 76:7) dan hadits “Barangsiapa bernadzar berupa ketaatan kepada Alloh, hendaklah dipenuhi” (HR Bukhori), kalau belum bernadzar, sebaiknya dihindari “Sesungguhnya nadzar tdk datang membawa kebaikan dan hanya keluar dr orang bakhil” (HR Muslim). (081109.20:21:24)