Ceritanya adalah menghantar jambu Demak yang kebetulan ada panen lumayan. Dan sekalian ke senior yang kebetulan deket istana abah. Jadi deh, kupacu New Vario ku itu.
Sekira pukul 8 aku sampai di istana hijau itu. Dan kulihat dua vios hitam sekarang. Satunya plat merah, pasti mobil dinas sang direktur. Aku foto aja deh.. buat apa ya?
Dan kupencet saja bel dan beberapa saat kemudian, si abah keluar.. aku setengah kaget. Si abah hanya seperti itu.. (seperti apa? rahasia penulis). Abah mempersilahkan aku masuk dan duduk. Sembari ijin untuk mandi dulu. Usilku keluar, mumpung sendirian dan menunggu, aku ambil gambar beberapa sudut ruang tamu itu. Ruang tamu yang paling sering dan senang aku kunjungi.
Tak berapa lama (lumayan lama sih), abah keluar dengan seragam pak kyai nya (sarung, koko, dan kopyah). Kok jadi resmi gini ya. Padahal aku hanya pakai kaos joger itu. Dan obrolan pun berjalan dan mengalir. Hingga ibu menawari untuk sarapan. Seadanya, karena tidak masak.. (aduh, aku udah sarapan tadi. kalau tahu gini, aku tidak sarapan.. hehe.. biar makannya banyak).
Cumi, telur asin, tahu, sambel, pete adalah menu sarapan kali ini. Di samping ada sayur. Aku tak suka sayur kan. Abah mengambil dulu, dan kemudian aku. Rasanya, seakan di rumah sendiri. Dan televisi menemani kami sarapan. Aku sengaja diam. Padahal tak tahu apa yang harus diobrolkan. Seperti biasa, aku makan sedikit dan segera mainan BlackBerry ku. Apalagi kalau bukan memfoto abah yang sedang sarapan. Banyak juga porsi beliau. Sampai keringetan. Kunikmati saja rasa ini. Sarapan kali ini adalah yang kedua setelah buka puasa bersama beliau satu tahun yang lalu.
Semakin aku merasakan kehangatan, keakraban, kebapakan beliau setelah sarapan. Abah keluar untuk merokok dan kemudian duduk di teras. Aku pun menghampiri dan duduk di sampingnya. Ah, ada rasa yang berbeda. Aku begitu dekat rasanya. Seakan abah adalah "bapakku". Seakan abah sedang bercerita dan memberikan nasihat kehidupan kepada si anak. Rasanya begitu lain, dekat dan tenang. Aku belum merasakan sebelumnya. Akankah terulang lagi? Aku tak tahu. Ya Allah, semoga Engkau kabulkan. (sejujurnya, aku ingin selfie bersama beliau di teras itu.. aku tak kuasa.. takut merusak rasa..)
Selepas satu puntung itu habis, obrolan dilanjut di ruang tamu. Dan kali ini, nasihat abah kian serius. Tentang amanah, sekolah, jaringan, dan sebagainya. Aku hanya bisa mengangguk.
Tak ingin lama mengganggu, aku beranikan untuk berpamitan karena jam menunjukkan angka 9.15 an. Aku telah 1 jam bersama abah hari ini. Penginnya bisa lebih lama lagi. Saat berpamitan, aku minta foto bareng abah. Pakai kamera depan deh karena tidak ada pihak ketiga. Hmmm, sepertinya abah pengin selfie sama aku.. (kebalik kaleeee).. hasilnya, foto di atas.
#abahAR, inisial beliau. Terimakasih atas nasihat dan kehangatan hari ini.. selamat beraktivitas.. semoga silaturahim ini lan terus terjaga. Aamiin ya rabbal alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar