Selasa, 16 September 2008

Penganiayaan Akademik

Istilah di atas, saya pinjam dari Fauzil Adhim dalam mengapresiasi dunia pendidikan kita. Fauzil berujar bahwa proses pembelajaran di sekolah kebanyakan adalah proses pembelajaran yang hanya memperhatikan kemampuan kognitif terendah sebagai pembebanan. Dengan harapan dapat mengejar prestasi optimal. Namun, haruskah dengan cara demikian? Lebih lanjut engutarakan bahwa mengejar anjing membangkitkan energi ketika nyaris berhasil. Tetapi dikejar anjing sangat menguras tenaga dan membunuh antusiasme, justru ketika berhasil. Sekolah harus berfikir serius bagaimana memacu prestasi siswa tanpa melakukan penganiayaan akademik.

Sebagai insan yang berkecimpung dalam dunia sekolah, saya terhenyak dengan tulisan di atas. Apakah selama ini saya mengajar dan mentransfer materi kepada anak didik merupakan bentuk penganiayaan akademik? Jika ya, sungguh kesalahan besar telah saya lakukan. Namun, apa hakikat pendidikan? Pendidikan bukankah sebagai proses transfering ilmu pengetahuan dari sumber belajar “guru” kepada anak didik? Sepertinya tidak! Ini bukan pemahaman yang tepat dengan term pendidikan.

Pendidikan adalah dunia yang ingin mencetak manusia seutuhnya. Menjadi manusia yang berkemampuan tidak hanya kognitif, melainkan lebih dari itu. Manusia harus mampu mengoptimalkan segala potensinya. Baik nalar maupun emosinya. Pendidikan “dalam hal ini sekolah”, tidak boleh mencetak manusia yang pandai atau pintar secara akademis namun, tidak seimbang dengan emosinya. Pendidikan tidak boleh mencetak manusia egois yang tak bisa bersikap sosial yang baik.

Cita-cita mulia di atas, bukanlah hal yang mudah dilakukan. Perhatian dan kepedulian dari segenap stakeholders sangat dibutuhkan. Menyerahkan segalanya ke sekolah bukanlah pilihan terbaik. Sekolah juga memerlukan “gelitikan” dari lingkungan sekitar, tidak hanya dari orang tua baik langsung mapun melalui komite sekolah.

Pertanyaannnya, dimana posisi kita sekarang ini? Dimanapun posisi kita, alangkah bijaknya jika akan, terus dan terus memberikan perhatian lebih kita pada dunia pendidikan di sekitar kita. Semampu kita.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

sangat menarik, terima kasih