Senin, 15 September 2008

Masa Depan Bangsa?

Akhirnya, aku lewati terowongan bawah jalan tol di dekat stadion yang cukup kenamaan. Capek sih, tapi tidak mengapalah. Nikmati saja hidup ini dengan ikhlas. Bukan begitu? Tiba-tiba aku terhenyak dari perjalanan pikiranku dari tempat kerja. Maklum, sok mikir sih. Dalam mengendarai sepeda kesayanganku, diri ini mengajak otak tuk memikirkan sesuatu. Ya.. yang bisa bermanfaat gitu.

Baru saja mata ini melihat pemandangan yang kian membuat diri ini menangis dalam kecemasan dan pengharapan. Memang sih, tidak terlalu aneh dalam kenyataan kehidupan sekarang ini. Hal ini mungkin malah dianggap hal yang lumrah. Namun, tetap saja bagiku adalah kenyataan yang sungguh menyesakkan hati dan jiwa. Hati ini tidak bisa menerima kenyataan itu. Dan berharap tidak menyaksikannya.

Kala itu, baru saja melintas beberapa motor yang dikendarai anak kecil. Aku yakin, mereka masih pada jenjang sekolah dasar. Kalau pemandangan ini kan wajar. Ya, ini memang wajar. Banyak anak kecil yang sudah bisa naik motor. Namun, dengan melintas dengan kecepatan yang cukup, mereka menikmati sesuatu yang selama ini aku benci. Dengan gaya “orang yang sudah dewasa”, mereka menghisap benda yang mengandung zat nikotin dan zat adiktif. Ya, betul sekali. Mereka merokok.

Merokok? Apa yang salah. Apa yang nggak wajar? Ya mungkin fenomena ini telah menggejala. Dimana saja. Tidak di kota dan tidak juga di desa. Anak-anak seumur sekolah dasar sudah berani mulai berhubungan dengan benda “terlaknat” itu. Yang aku membuat sedih adalah bahwa hari ini adalah peringatan hari anak nasional. Sungguh, mereka harusnya bisa menikmati kegiatan yang lebih positif. Kegiatan yang lebih mengarahkan dirinya menggapai cita di masa yang akan datang. Baru saja terlintas dalam benakku, apa yang harus aku berikan kepada mereka, anak-anak negeri pengemban amanah di masa depan. Yang mampu menorehkan catatan kebanggan bagi bangsanya.

Namun, pemandangan tersebut membuat aku berpikir ulang. Bisakah mereka kita harapkan? Di masa kecilnya saja sudah begitu. Pemandangan di atas, bukanlah satu-satunya. Saya yakin, fenomena ini sudah menggejala. Dan tidak hanya merokok. Tapi perbuatan lainnya yang sungguh tidak boleh mereka lakukan.

Sungguh, aku tidak bisa membayangkan. Bagaimana masa depan bangsa nanti? Wallahu a’lam bish showab.

Tidak ada komentar: