Senin, 12 September 2016

IDUL ADLHA DAN KESALEHAN SOSIAL (sebuah naskah khutbah idul adha)

Oleh Ahmad Rofiq
الله أكبر 9 الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا  لا اله الا الله الله أكبر الله أكبر ولله الحمد  الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى جَعَلَ الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنـًـا أَشْهَـدُ أَنْ لَا ِالَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ جَـعَـلَ حَجَّ اْلبَيْتِ مِنَ الشَّرِيْعَةِ رُكْنًا وَصَرَّفَ وُجُوْهَنَا اِلىَ قِبْلتَهِ فَكاَنَ مِنْ نِعْمَتِهِ اْلعُظْمَى وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ خَيْرُ مَنْ طَافَ بِاْلبَيْتِ الْعَتِيْقِ ذَاكِرًا أَسْمَاءَ رَبِّهِ الْحُسْنَى اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَ شَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِهِ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ أَمَّا بَعْـدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ  أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَهِيَ نِعْمَةُ العُدَّةِ لِيَوْمِ اْلمِيْعَــادِ قال الله تعالى في كتابه العزيز`

Kaum Muslimin Muslimat Jamaah Shalat Idul Adha yang dicintai Allah SWT !

Di hari yang penuh rahmat dan maghfirah dari Allah, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menjadikan hari raya Idul Adha ini, sebagai hari untuk memposisikan kembali diri kita pada posisi yang sebenarnya, agar kita menjadi hamba Allah yang baik dan benar, sesuai tuntunan Al-Qur'an dan Rasulullah SAW.

Shalawat dan salam marilah senantiasa kita senandungkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw, Nabi Ibrahim as, para sahabat, tabiin, dan pengikutnya. Semoga di saat kita membutuhkan syafaat atau pertolongan, beliau berkenan menyiramkan kesejukan syafaat beliau, sehingga kita merasa nyaman di hari penentuan tersebut. Kita semua meyakini bahwa hidup kita di dunia ini, hanya ada satu tujuan, yakni beribadah atau mengabdi kepada Allah SWT, dan kita bisa menjalankan dengan baik, iman dan taqwa kita akan meningkat, dan inilah satu-satunya bekal kita menghadap Allah SWT.   

Saudara-saudaraku, para hamba Allah yang mulia!
Di saat kemarin 168.800-an saudara-saudara kita sedang menjalankan ibadah wuquf di Padang Arafah, hamparan padang tandus yang disulap dengan perkemahan, menjadi impian berjuta-juta umat Islam di seluruh dunia. Bahkan ada saudara-saudara kita yang menjadi korban paspor palsu, selain 177 orang yang sebagian sudah dievakuasi, tidak kurang dari 500-an jamaah yang sedang di tanah sucim pun, tampaknya tidak bisa menjalankan ibadah haji.

Alhamdulillah, pagi ini kita diijinkan berada di rumah Allah di Masjid Islamic center ini, menjalankan shalat Idul Adha 1437 H. Insya Allah, doa dan permohonan kita akan dikabulkan oleh Allah SWT. Siapapun kita, baik yang berlumuran atau bergelimang dosa, akan diterima taubatnya, karena Allah menjanjikan memersihkan dan mensucikan hamba-hamba-Nya, jika kita melakukan taubatan nashuha. Berhenti dari perbuatan dosa, menyesali, dan bertekad untuk tidak mengulanginya.

Allahu Akbar x3
Sebagai hamba Allah, kita tidak mampu menghindari dosa dan kesalahan dalam prilaku kita sehari-hari. Marilah kita bermuhasabah dan mengenali siapa diri kita ini yang sebenarnya. Kita hanyalah seonggokan tulang berbalut daging yang terus menerus berusaha membungkus aib dan maksiyat pada masa-masa yang telah kita lewati. Sekedar membaca surat Al-Fatihah saja, rasanya kita belum fashih. Jangankan mengamalkan isinya. Mengerjakan shalat, hanya di sisa-sisa waktu, di tengah rutinitas kesibukan kita sehari-hari. Itupun sering tidak bisa khusyu’. Membaca al-Qur’an pun, menunggu hadirnya bulan Ramadhan. Itupun boleh jadi hanya di ujung lidah, dan tidak sanggup memahami makna dan pesan-pesannya dengan baik dan utuh. Berdzikir kepada Allah, lebih sebagai ritual dengan mempertontonkan betapa besar dan panjang untaian biji tasbih atau alunan suara tekanan tasbih. Sujud pun, rasanya dahi belum benar-benar menempel di tempat sujud.


Apakah kita layak merasa cukup dengan ini semua, apalagi membanggakan diri? Apakah hanya dengan shalat yang serba cepat, berpuasa sering hanya jasmani saja, melaksanakan ibadah haji atau umrah, itupun sering tergoda oleh semangat pamer kepada orang lain? Sungguh malu dan tidak pantas rasanya, jika kita merenungi kehormatan dan kemuliaan yang kita terima dari Allah, dengan kualitas diri kita yang sangat jauh dari kepantasan sebagai seorang hamba yang shalih dan shalihah?

Kita faham bahwa di padang mahsyar nanti, semua hamba-hamba Allah akan hadir dengan penuh kejujuran, kepolosan, dan ketawadlu’an. Kekayaan, pangkat, jabatan, hanyalah amanah duniawi, di hadapan Allah, hanya akan makin mempersulit diri sendiri, apabila pengembannya tidak amanah, apalagi menyalahgunakannya. Mari kita buang jauh-jauh semua atribut yang sering menyeret kita kepada keangkuhan, egoisme, dan kesombongan. Hidup ini berakhir hanya dengan dua lembar kain kafan, yang membungkus diri kita ketika kita dipanggil Allah dan di alam barzah.

Allahu akbar x3. Saudaraku yang dimulyakan Allah!
Dosa telah membuat diri kita kehilangan keberkahan hidup. Baik keberkahan rizqi, harta, dan apa saja yang kita miliki. Akibatnya ketenangan hidup hilang, tergantikan dengan keserakahan, kebahagiaan terasa semu, tergantikan dengan penderitaan, karena didera rasa bakhil dan kehidupan hedonistik, di tengah genangan dan keberlimpahan harta dan materi. Dosa telah membuat kita kehilangan hati nurani.  Karena telah tergadai dan tergantikan oleh nafsu syaithani, kita bersikap, bertutur kata, bertindak, dan bertingkah laku laksana perilaku hewani. Kita memiliki hati, namun sering tertutup oleh debu kemaksiyatan, kita mempunyai penglihatan, tetapi sering dibutakan oleh rasa iri dan dengki, kita mempunyai pendengaran, namun tidak lagi memiliki kesanggupan untuk menangkap hidayah dan petunjuk Ilahi Rabbi. Dosa telah membuat kita kehilangan kepekaan sosial dan kepedulian kepada sesama. Dosa telah melunturkan kasih sayang, berganti kebencian dan permusuhan, bahkan berubah menjadi saling membunuh. Yang paling menyedihkan, kita sering menderita penyakit “senang melihat orang susah, dan susah ketika melihat orang lain senang”. Dosa telah membutakan mata hati kita, sehingga kita tidak mampu membedakan mana yang haq dan yang bathil, yang haram dan yang halal, yang benar dan yang salah. Dosa telah menyilaukan mata hati dan fikiran kita. Kita sering merasa bangga karena telah menindas orang lain, memusuhi sesama, dan bahkan kehilangan perasaan bersalah ketika melakukan kesalahan, dan yang lebih ironis lagi, justru muncul kebanggaan dan memamerkannya kepada orang lain. Kita bangga melakukan tindakan mencuri, korupsi, dan tindakan tercela lainnya, apalagi tidak terjangkau oleh hukum manusia. Dosa telah memasung kita kehilangan rasa takut kepada Allah dan menutup mata hati kita, bahwa Allah akan memberikan balasan siksa di akhirat. Akibatnya, tergantikan oleh rasa cinta kepada  materi duniawi. Dosa telah menggiring kita ke lembah dan jurang kehinaan dan kenistaan yang membuat kita kehilangan kemuliaan yang sesungguhnya memiliki amanah kekhalifahan di muka bumi ini, sebagai pembawa dan penyebar kasih sayang di alam raya ini.

Allahu akbar wa lillahi al-hamd! Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah…!
Alhamdulillah, saat ini kita masih dikaruniai sisa umur di dunia ini. Bertambahnya deret waktu bagi kita, tak ubahnya makin dekatnya diri kita ke alam barzah. Tidak ada yang tahu, karena umur adalah rahasia-Nya. Banyak saudara-saudara kita telah mendahului sebelum menikmati jamuan Allah menunaikan ibadah haji, bahkan sebelum sempat bertaubat. Mungkin ada yang menunggu antrian setelah ibadah kita ini, namun ada juga yang Allah beri kesempatan umur panjang. Semoga kita diberi umur panjang sehat afiat dan makin rajin ibadah, dan diijinkan oleh Allah untuk berikhtiyar menajdi hamba-hamba-Nya yang shalih dan shalihah, untuk menanti saat mengharukan memasuki gerbang kehidupan abadi secara husnul khatimah. Amin.

Alangkah indah dan nikmatnya, jika di sisa umur kita, Allah melimpahi kebahagiaan duniawi dan kesejahteraan batini, berbalut ampunan dan bertabur keberkahan-Nya. Alangkah mempesonanya, kala di sisa hidup kita, makin membara cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Betapa berartinya hidup kita, jika kita mampu menjadi hamba yang senantiasa pandai bersyukur kepada Allah, dan bermanja melalui tahajjud dan qiyamullail seperti Rasulullah Muhammad saw. yang menghabiskan sepertiga akhir di setiap malam berasyik maksyuk bersama Allah SWT.

Alangkah harum dan wanginya lisan kita, jika kita mampu menghiasinya dengan alunan dzikir, tasbih, tahmid, dan tahlil, memuji keagungan-Nya. Alangkah bahagianya kita, kala para malaikat menjemput kita, ketika kita sedang terjaga dalam kesucian wudlu, betapa membuncahnya kebahagiaan kita, ketika cucuran air mata kita  membasahi pipi dan sajadah kita, karena merindukan Allah Sang Pencipta, dan alangkah beruntungnya kita, ketika dalam kepulangan kita nanti telah kecukupan perbekalan taqwa kita kepada-Nya.

Alangkah nikmat dan bahagianya kita, manakala di akhirat kelak, kita dapat disapa dan dipanggil oleh Allah bersama dengan para Rasul, Syuhada’, dan kekasih-kekasih Allah yang shalih-shalih. Alangkah damainya hati kita ketika di surge-Nya nanti, kita dipertemukan dengan hamba Allah yang menjadi kekasih dan utusannya Rasulullah Muhammad saw. Namun sebaliknya, betapa malang nasib kita, seandainya terpaksa mengakhiri hidup ini dengan berkalang dosa, dosa yang berlimpah, aib yang membalut kemanusiaan kita, dan dihiasi kenistaan dan kemunafikan, karena sibuk dengan kemaksiyatan dan lupa akan kemurahan pengampunan Allah untuk bertaubat. Na’udzu Billah.

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah…!
Inilah saatnya kita perbanyak dan ikhtiarkan untuk mensyukuri semua karunia dan nikmat Allah. Kita tidak tahu, apakah tahun depan Allah masih menginjinkan kita untuk mengikuti Shalat Idul Adha, yang berlimpah maghfirah dan kasih sayang ini. Selagi Allah masih melimpahkan umur panjang ini, mari kita cermati, alunan syair seorang ulama berikut ini:
Betapa nikmat manusia yang sempat bertaubat    #  namun lebih nikmat manakala ia bebas dari maksiyat
Alangkah berat menghadapi musibah #  Namun lebih pahit manakala pahala tidak tergapai
Sungguh ajaib betapa waktu melenyap cepat # Namun tidak lebih ajaib kala ada insan tak sadar akan saat
Setiap yang akrab terasa dekat # Namun tidakkah maut itu yang lebih melekat?
Wahai manusia yang disibukkan dunia #  Yang terpedaya harapan hampa
Masih jugakah engkau lalai # sementara ajal semakin mendekat
Kematian datang dengan sigap # Kubur merupakan kurungan perbuatan
Bersabarlah karena kehebatannya # tiada kematian tanpa ajal

Kalau sebentar lagi kita melaksanakan ibadah kurban denganmmenyembeih kambing atau sapi, itu karena kita harus melaksanakannya. Kita sadar bahwa bukan daging kambing, sapi, atau unta yang akan sampai kepada Allah, akan tetapi ketaqwaan atau kepatuhan kita kepada Allah itulah sesungguhnya yang memiliki makna buat hidup kita. Firman Allah SWT: "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. al-Hajj: 37).

Rasulullah saw wanti-wanti kepada kita, jika kita diberi kemampuan oleh Allah dan kita tidak melaksanakan kurban, maka percuma kita mengerjakan shalat.
من كان له سعة ولم يضح  فلا يقربن مصلانا رواه الحاكم وصححه وفي رواية أخرى من وجد سعة فلم يذبح فلا يقربن مصلانا
Barang siapa memeiliki kelonggaran (kemampuan) dan tidak berkurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami. Dalam riwayat lain, "barang siapa mendapatkan kelonggaran maka tidak menyembelih (kurban) maka jangan mendekati tempat shalat kami". (Riwayat al-Hakim).

Mengakhiri, khutbah ini mari kita renungkan, sindiran bumi pada diri kita yang sering angkuh, sombong, dan lupa diri. Wahai anak cucu Adam, kalian seharian mondar-mandir berusaha di atas punggungku, padahal tempat kembali kalian adalah perutku. Kalian melakukan berbagai maksiyat di atas punggungku, ingat kelak akan menangis sedu sedan akibat deraan siksa di dalam perutku. Kalian bersorak sorai gembira di atas punggungku, namun akan bersedih hati di dalam perutku. Kalian menumpuk-numpuk harta di atas punggungku, namun akan meratapi penuh penyesalan di dalam perutku.  Kalian rakus dan pongah di atas punggungku, namun akan menyesal penuh kerisauan di dalam perutku. Kalian berpesta pora di bawah sinar matahari dan kilatan lampu di atas punggungku, namun kelak kalian akan berada dalam kegelapan dalam perutku. Kalian bersama-sama riang gembira di atas punggungku, kelak meratapi sendirian di dalam perutku”.
Rasulullah saw mengingatkan kita dalam pidatonya:
أيها الناس أفشوا السلام وأطعموا الطعام وصلوا الأرحام وصلوا والناس نيام تدخلوا الجنة بسلام
“Wahai manusia, tebarlah keselamatan dan kesejahteraan, berilah makanan kepada orang-orang yang membutuhkan makanan, sambunglah kasih sayang (silaturrahim), dan shalatlah kalian, ketika kebanyakan orang sedang pada tidur nyenyak, maka kalian akan masuk surga dengan penuh kenyamanan dan kebahagiaan”.

Marilah kita manfaatkan kesempatan yang terindah ini, untuk mengawali hidup kita dengan kehidupan yang baru, melaksanakan dengan penuh keikhlasan apa yang diperintahkan Rasulullah saw.
أقول قولي هذا و أستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات إن الله هو الغفور الرحيم

KHUTBAH KEDUA
الله أكبر 7 الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا لا اله الا الله الله أكبر الله أكبر ولله الحمد الحمد لله الذي جعل هذا اليوم يوما مباركا تجمع فيها قلوب الذين يقربون الله و يذكرون الله قياما وقعودا أشهد ان لااله الاالله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المصطفى أما بعد فيا أيها المسلمون رحمكم الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز من اتقى وخاب من عصى قال الله فى القرأن العظيم ان الله وملائكته يصلون على النبي ياأيها الذين أمنوا صلو ا عليه وسلموا تسليما اللهم صل وسلم على سيدنا و شفيعنا  محمد خاتم الانبياء والمرسلين وارحمنا برحمتك يا أرحم الراحمين اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات اللهم صل وسلم على سيدنا محمد صلاة تبلغنا وازواجنا وأولادنا وذرياتنا حج بيتك الحرام و قبر نبيك محمد صلى الله عليه وسلم في مدينة المنورة في لطف وصحة وعافية وبلوغ المرام برحمتك يا أرحم الراحمين ربنا هب لنا من أزواجنا  ربنا أوزعنا أن أشكر نعمتك التي أنعـمت علينا وعلى والدينا وأن نعـمل صالحا ترضاه وأدخلنا برحمتك في عبادك الصالحين ربنا لا تدع لنا في مجلسنا هذا ذنبا الا غـفرته ولا هما الا فرجته ولا دينا الا قضيته ولا مريضا الا شفيته ولا عيبا الا سترته ولا عسيرا الا يسرته ولا  كربا الا نفسته و لا حاجة هي لك رضا من حوائج الدنيا والأخرة الا قضيتها ويسرتها برحمتك يا أرحم الراحمين أللهم أعنا على ذكرك و شكرك وحسن عبادتك أللهم حبب الينا الإيمان وزينه في قلوبنا وكره إلينا الكفر والفسوق والعصيان واجعلنا من الراشدين ربنا أتنا في الدنيا حسنة وفي الأخرة حسنة  وقنا عذاب  النار وأدخلنا الجنة  مع الأبرار يا عزيز يا غفار يا رب العــالمين 

Disampaikan oleh Prof. Dr. Ahmad Rofiq, M.A. (direktur PPs UIN Walisongo) pada khutbah shalat iedul adha di Masjid Islamic Center Kota Semarang Jawa Tengah, 12 September 2016.

Tidak ada komentar: