Oleh Ahmad Rofiq
الله
أكبر 9 الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا لا اله الا الله الله أكبر الله أكبر ولله
الحمد الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى جَعَلَ الْبَيْتَ
مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنـًـا أَشْهَـدُ أَنْ لَا ِالَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ جَـعَـلَ حَجَّ اْلبَيْتِ مِنَ الشَّرِيْعَةِ رُكْنًا وَصَرَّفَ
وُجُوْهَنَا اِلىَ قِبْلتَهِ فَكاَنَ مِنْ نِعْمَتِهِ اْلعُظْمَى وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ خَيْرُ مَنْ طَافَ بِاْلبَيْتِ الْعَتِيْقِ ذَاكِرًا
أَسْمَاءَ رَبِّهِ الْحُسْنَى اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا
وَ شَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِهِ
اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ أَمَّا بَعْـدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَإِنَّ
خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَهِيَ نِعْمَةُ العُدَّةِ لِيَوْمِ اْلمِيْعَــادِ قال
الله تعالى في كتابه العزيز`
Kaum
Muslimin Muslimat Jamaah Shalat Idul Adha yang dicintai Allah SWT !
Di
hari yang penuh rahmat dan maghfirah dari Allah, marilah kita panjatkan puji
syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menjadikan hari raya Idul Adha ini,
sebagai hari untuk memposisikan kembali diri kita pada posisi yang sebenarnya,
agar kita menjadi hamba Allah yang baik dan benar, sesuai tuntunan Al-Qur'an
dan Rasulullah SAW.
Shalawat
dan salam marilah senantiasa kita senandungkan kepada Baginda Nabi Muhammad
saw, Nabi Ibrahim as, para sahabat, tabiin, dan pengikutnya. Semoga di saat
kita membutuhkan syafaat atau pertolongan, beliau berkenan menyiramkan
kesejukan syafaat beliau, sehingga kita merasa nyaman di hari penentuan
tersebut. Kita semua meyakini bahwa hidup kita di dunia ini, hanya ada satu
tujuan, yakni beribadah atau mengabdi kepada Allah SWT, dan kita bisa
menjalankan dengan baik, iman dan taqwa kita akan meningkat, dan inilah
satu-satunya bekal kita menghadap Allah SWT.
Saudara-saudaraku,
para hamba Allah yang mulia!
Di
saat kemarin 168.800-an saudara-saudara kita sedang menjalankan ibadah wuquf di
Padang Arafah, hamparan padang tandus yang disulap dengan perkemahan, menjadi
impian berjuta-juta umat Islam di seluruh dunia. Bahkan ada saudara-saudara
kita yang menjadi korban paspor palsu, selain 177 orang yang sebagian sudah
dievakuasi, tidak kurang dari 500-an jamaah yang sedang di tanah sucim pun,
tampaknya tidak bisa menjalankan ibadah haji.
Alhamdulillah,
pagi ini kita diijinkan berada di rumah Allah di Masjid Islamic center ini,
menjalankan shalat Idul Adha 1437 H. Insya Allah, doa dan permohonan kita akan
dikabulkan oleh Allah SWT. Siapapun kita, baik yang berlumuran atau bergelimang
dosa, akan diterima taubatnya, karena Allah menjanjikan memersihkan dan
mensucikan hamba-hamba-Nya, jika kita melakukan taubatan nashuha. Berhenti dari
perbuatan dosa, menyesali, dan bertekad untuk tidak mengulanginya.
Allahu
Akbar x3
Sebagai
hamba Allah, kita tidak mampu menghindari dosa dan kesalahan dalam prilaku kita
sehari-hari. Marilah kita bermuhasabah dan mengenali siapa diri kita ini yang
sebenarnya. Kita hanyalah seonggokan tulang berbalut daging yang terus menerus
berusaha membungkus aib dan maksiyat pada masa-masa yang telah kita lewati. Sekedar
membaca surat Al-Fatihah saja, rasanya kita belum fashih. Jangankan mengamalkan
isinya. Mengerjakan shalat, hanya di sisa-sisa waktu, di tengah rutinitas
kesibukan kita sehari-hari. Itupun sering tidak bisa khusyu’. Membaca al-Qur’an
pun, menunggu hadirnya bulan Ramadhan. Itupun boleh jadi hanya di ujung lidah,
dan tidak sanggup memahami makna dan pesan-pesannya dengan baik dan utuh.
Berdzikir kepada Allah, lebih sebagai ritual dengan mempertontonkan betapa
besar dan panjang untaian biji tasbih atau alunan suara tekanan tasbih. Sujud
pun, rasanya dahi belum benar-benar menempel di tempat sujud.
Apakah
kita layak merasa cukup dengan ini semua, apalagi membanggakan diri? Apakah
hanya dengan shalat yang serba cepat, berpuasa sering hanya jasmani saja, melaksanakan
ibadah haji atau umrah, itupun sering tergoda oleh semangat pamer kepada orang
lain? Sungguh malu dan tidak pantas rasanya, jika kita merenungi kehormatan dan
kemuliaan yang kita terima dari Allah, dengan kualitas diri kita yang sangat
jauh dari kepantasan sebagai seorang hamba yang shalih dan shalihah?
Kita faham bahwa di padang mahsyar nanti, semua hamba-hamba Allah akan hadir dengan penuh kejujuran, kepolosan, dan ketawadlu’an. Kekayaan, pangkat, jabatan, hanyalah amanah duniawi, di hadapan Allah, hanya akan makin mempersulit diri sendiri, apabila pengembannya tidak amanah, apalagi menyalahgunakannya. Mari kita buang jauh-jauh semua atribut yang sering menyeret kita kepada keangkuhan, egoisme, dan kesombongan. Hidup ini berakhir hanya dengan dua lembar kain kafan, yang membungkus diri kita ketika kita dipanggil Allah dan di alam barzah.
Allahu
akbar x3. Saudaraku yang dimulyakan Allah!
Dosa
telah membuat diri kita kehilangan keberkahan hidup. Baik keberkahan rizqi,
harta, dan apa saja yang kita miliki. Akibatnya ketenangan hidup hilang,
tergantikan dengan keserakahan, kebahagiaan terasa semu, tergantikan dengan
penderitaan, karena didera rasa bakhil dan kehidupan hedonistik, di tengah genangan
dan keberlimpahan harta dan materi. Dosa telah membuat kita kehilangan hati
nurani. Karena telah tergadai dan
tergantikan oleh nafsu syaithani, kita bersikap, bertutur kata, bertindak, dan
bertingkah laku laksana perilaku hewani. Kita memiliki hati, namun sering
tertutup oleh debu kemaksiyatan, kita mempunyai penglihatan, tetapi sering dibutakan
oleh rasa iri dan dengki, kita mempunyai pendengaran, namun tidak lagi memiliki
kesanggupan untuk menangkap hidayah dan petunjuk Ilahi Rabbi. Dosa telah
membuat kita kehilangan kepekaan sosial dan kepedulian kepada sesama. Dosa
telah melunturkan kasih sayang, berganti kebencian dan permusuhan, bahkan
berubah menjadi saling membunuh. Yang paling menyedihkan, kita sering menderita
penyakit “senang melihat orang susah, dan susah ketika melihat orang lain
senang”. Dosa telah membutakan mata hati kita, sehingga kita tidak mampu
membedakan mana yang haq dan yang bathil, yang haram dan yang halal, yang benar
dan yang salah. Dosa telah menyilaukan mata hati dan fikiran kita. Kita sering
merasa bangga karena telah menindas orang lain, memusuhi sesama, dan bahkan kehilangan
perasaan bersalah ketika melakukan kesalahan, dan yang lebih ironis lagi,
justru muncul kebanggaan dan memamerkannya kepada orang lain. Kita bangga melakukan
tindakan mencuri, korupsi, dan tindakan tercela lainnya, apalagi tidak
terjangkau oleh hukum manusia. Dosa telah memasung kita kehilangan rasa takut
kepada Allah dan menutup mata hati kita, bahwa Allah akan memberikan balasan
siksa di akhirat. Akibatnya, tergantikan oleh rasa cinta kepada materi duniawi. Dosa telah menggiring kita ke
lembah dan jurang kehinaan dan kenistaan yang membuat kita kehilangan kemuliaan
yang sesungguhnya memiliki amanah kekhalifahan di muka bumi ini, sebagai
pembawa dan penyebar kasih sayang di alam raya ini.
Allahu
akbar wa lillahi al-hamd! Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah…!
Alhamdulillah,
saat ini kita masih dikaruniai sisa umur di dunia ini. Bertambahnya deret waktu
bagi kita, tak ubahnya makin dekatnya diri kita ke alam barzah. Tidak ada yang
tahu, karena umur adalah rahasia-Nya. Banyak saudara-saudara kita telah
mendahului sebelum menikmati jamuan Allah menunaikan ibadah haji, bahkan
sebelum sempat bertaubat. Mungkin ada yang menunggu antrian setelah ibadah kita
ini, namun ada juga yang Allah beri kesempatan umur panjang. Semoga kita diberi
umur panjang sehat afiat dan makin rajin ibadah, dan diijinkan oleh Allah untuk
berikhtiyar menajdi hamba-hamba-Nya yang shalih dan shalihah, untuk menanti saat
mengharukan memasuki gerbang kehidupan abadi secara husnul khatimah. Amin.
Alangkah
indah dan nikmatnya, jika di sisa umur kita, Allah melimpahi kebahagiaan
duniawi dan kesejahteraan batini, berbalut ampunan dan bertabur keberkahan-Nya.
Alangkah mempesonanya, kala di sisa hidup kita, makin membara cinta kita kepada
Allah dan Rasul-Nya. Betapa berartinya hidup kita, jika kita mampu menjadi
hamba yang senantiasa pandai bersyukur kepada Allah, dan bermanja melalui
tahajjud dan qiyamullail seperti Rasulullah Muhammad saw. yang menghabiskan
sepertiga akhir di setiap malam berasyik maksyuk bersama Allah SWT.
Alangkah
harum dan wanginya lisan kita, jika kita mampu menghiasinya dengan alunan
dzikir, tasbih, tahmid, dan tahlil, memuji keagungan-Nya. Alangkah bahagianya
kita, kala para malaikat menjemput kita, ketika kita sedang terjaga dalam
kesucian wudlu, betapa membuncahnya kebahagiaan kita, ketika cucuran air mata
kita membasahi pipi dan sajadah kita,
karena merindukan Allah Sang Pencipta, dan alangkah beruntungnya kita, ketika
dalam kepulangan kita nanti telah kecukupan perbekalan taqwa kita kepada-Nya.
Alangkah
nikmat dan bahagianya kita, manakala di akhirat kelak, kita dapat disapa dan
dipanggil oleh Allah bersama dengan para Rasul, Syuhada’, dan kekasih-kekasih
Allah yang shalih-shalih. Alangkah damainya hati kita ketika di surge-Nya
nanti, kita dipertemukan dengan hamba Allah yang menjadi kekasih dan utusannya
Rasulullah Muhammad saw. Namun sebaliknya, betapa malang nasib kita, seandainya
terpaksa mengakhiri hidup ini dengan berkalang dosa, dosa yang berlimpah, aib
yang membalut kemanusiaan kita, dan dihiasi kenistaan dan kemunafikan, karena
sibuk dengan kemaksiyatan dan lupa akan kemurahan pengampunan Allah untuk
bertaubat. Na’udzu Billah.
Saudara-saudaraku
yang dirahmati Allah…!
Inilah
saatnya kita perbanyak dan ikhtiarkan untuk mensyukuri semua karunia dan nikmat
Allah. Kita tidak tahu, apakah tahun depan Allah masih menginjinkan kita untuk mengikuti
Shalat Idul Adha, yang berlimpah maghfirah dan kasih sayang ini. Selagi Allah
masih melimpahkan umur panjang ini, mari kita cermati, alunan syair seorang
ulama berikut ini:
Betapa
nikmat manusia yang sempat bertaubat
# namun lebih nikmat manakala ia
bebas dari maksiyat
Alangkah
berat menghadapi musibah # Namun lebih
pahit manakala pahala tidak tergapai
Sungguh
ajaib betapa waktu melenyap cepat # Namun tidak lebih ajaib kala ada insan tak
sadar akan saat
Setiap
yang akrab terasa dekat # Namun tidakkah maut itu yang lebih melekat?
Wahai
manusia yang disibukkan dunia # Yang
terpedaya harapan hampa
Masih
jugakah engkau lalai # sementara ajal semakin mendekat
Kematian
datang dengan sigap # Kubur merupakan kurungan perbuatan
Bersabarlah
karena kehebatannya # tiada kematian tanpa ajal
Kalau
sebentar lagi kita melaksanakan ibadah kurban denganmmenyembeih kambing atau
sapi, itu karena kita harus melaksanakannya. Kita sadar bahwa bukan daging
kambing, sapi, atau unta yang akan sampai kepada Allah, akan tetapi ketaqwaan
atau kepatuhan kita kepada Allah itulah sesungguhnya yang memiliki makna buat
hidup kita. Firman Allah SWT: "Daging-daging unta dan darahnya itu
sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari
kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk
kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan
berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. al-Hajj:
37).
Rasulullah
saw wanti-wanti kepada kita, jika kita diberi kemampuan oleh Allah dan kita
tidak melaksanakan kurban, maka percuma kita mengerjakan shalat.
من كان له سعة ولم يضح فلا يقربن مصلانا رواه الحاكم وصححه وفي رواية أخرى من وجد سعة فلم يذبح
فلا يقربن مصلانا
Barang
siapa memeiliki kelonggaran (kemampuan) dan tidak berkurban, maka janganlah
mendekati tempat shalat kami. Dalam riwayat lain, "barang siapa
mendapatkan kelonggaran maka tidak menyembelih (kurban) maka jangan mendekati
tempat shalat kami". (Riwayat al-Hakim).
Mengakhiri,
khutbah ini mari kita renungkan, sindiran bumi pada diri kita yang sering
angkuh, sombong, dan lupa diri. “Wahai
anak cucu Adam, kalian seharian mondar-mandir berusaha di atas punggungku,
padahal tempat kembali kalian adalah perutku. Kalian melakukan berbagai
maksiyat di atas punggungku, ingat kelak akan menangis sedu sedan akibat deraan
siksa di dalam perutku. Kalian bersorak sorai gembira di atas punggungku, namun
akan bersedih hati di dalam perutku. Kalian menumpuk-numpuk harta di atas
punggungku, namun akan meratapi penuh penyesalan di dalam perutku. Kalian rakus dan pongah di atas punggungku, namun
akan menyesal penuh kerisauan di dalam perutku. Kalian berpesta pora di bawah
sinar matahari dan kilatan lampu di atas punggungku, namun kelak kalian akan
berada dalam kegelapan dalam perutku. Kalian bersama-sama riang gembira di atas
punggungku, kelak meratapi sendirian di dalam perutku”.
Rasulullah
saw mengingatkan kita dalam pidatonya:
أيها الناس أفشوا السلام وأطعموا الطعام وصلوا الأرحام وصلوا والناس
نيام تدخلوا الجنة بسلام
“Wahai
manusia, tebarlah keselamatan dan kesejahteraan, berilah makanan kepada
orang-orang yang membutuhkan makanan, sambunglah kasih sayang (silaturrahim),
dan shalatlah kalian, ketika kebanyakan orang sedang pada tidur nyenyak, maka
kalian akan masuk surga dengan penuh kenyamanan dan kebahagiaan”.
Marilah
kita manfaatkan kesempatan yang terindah ini, untuk mengawali hidup kita dengan
kehidupan yang baru, melaksanakan dengan penuh keikhlasan apa yang
diperintahkan Rasulullah saw.
أقول قولي هذا و
أستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات إن
الله هو الغفور الرحيم
KHUTBAH
KEDUA
الله أكبر 7 الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا
وسبحان الله بكرة وأصيلا لا اله الا الله الله أكبر الله أكبر ولله الحمد الحمد
لله الذي جعل هذا اليوم يوما مباركا تجمع فيها قلوب الذين يقربون الله و يذكرون
الله قياما وقعودا أشهد ان لااله الاالله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده
ورسوله المصطفى أما بعد فيا أيها المسلمون رحمكم الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد
فاز من اتقى وخاب من عصى قال الله فى القرأن العظيم ان الله وملائكته يصلون على
النبي ياأيها الذين أمنوا صلو ا عليه وسلموا تسليما اللهم صل وسلم على سيدنا و
شفيعنا محمد خاتم الانبياء والمرسلين
وارحمنا برحمتك يا أرحم الراحمين اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات اللهم
صل وسلم على سيدنا محمد صلاة تبلغنا وازواجنا وأولادنا وذرياتنا حج بيتك الحرام و
قبر نبيك محمد صلى الله عليه وسلم في مدينة المنورة في لطف وصحة وعافية وبلوغ
المرام برحمتك يا أرحم الراحمين ربنا هب لنا من أزواجنا ربنا أوزعنا أن أشكر نعمتك التي أنعـمت علينا وعلى
والدينا وأن نعـمل صالحا ترضاه وأدخلنا برحمتك في عبادك الصالحين ربنا لا تدع لنا في
مجلسنا هذا ذنبا الا غـفرته ولا هما الا فرجته ولا دينا الا قضيته ولا مريضا الا
شفيته ولا عيبا الا سترته ولا عسيرا الا يسرته ولا كربا الا نفسته و لا حاجة هي لك رضا من حوائج
الدنيا والأخرة الا قضيتها ويسرتها برحمتك يا أرحم الراحمين أللهم أعنا على ذكرك و
شكرك وحسن عبادتك أللهم حبب الينا الإيمان وزينه في قلوبنا وكره إلينا الكفر
والفسوق والعصيان واجعلنا من الراشدين ربنا أتنا في الدنيا حسنة وفي الأخرة
حسنة وقنا عذاب النار وأدخلنا الجنة مع الأبرار يا عزيز يا غفار يا رب العــالمين Disampaikan oleh Prof. Dr. Ahmad Rofiq, M.A. (direktur PPs UIN Walisongo) pada khutbah shalat iedul adha di Masjid Islamic Center Kota Semarang Jawa Tengah, 12 September 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar