Rabu, 06 April 2016

Bersilaturahim ke #sangguruselatan


Seharusnya aku melakukan perjalanan ini, satu pekan lalu. Saat “oleh-oleh” dari HK masih ada, berupa cokelat singapore.. lho... Perjalanan itu pun tertunda, dan tak tahu akan kapan aku laksanakan.

Hingga Sabtu siang yang lalu (2/4). Perjalanan ini pun akhirnya secara mendadak aku rencanakan. Awalnya untuk keperluan lainnya, ikut temen yang mau ke yogya. Sekalian mampir ke ngaglik. Pikirku saat itu. Naik motor? Tak apalah. Lha wong rencana satu pekan lalu juga demikian, naik motor. Njajal kuat opo ora.
Siang itu, aku sms #pakfari (sebut saja begitu), #sangguruselatan. “Assamu’alaikum bapak, bagaimana kabarnya? Rencana sore ini mau ke yogya. Dan mampir ke bapak... sekalian menginap. Kalau dibolehkan... hehe”. Dan kau memberikan jawaban “Hehe sy ada di rmh. Nanti sore mau ke dokter”. Dengan jawaban ini aku tak puas, #pakfari tak memberikan jawaban pasti. Baru di sms lanjutannya; “masih ingat jln ke rmh?”. Sms kedualah yang membuatku yakin untuk merealisasikan perjalanan ini.
Yup, sebenarnya ikut teman. Dan ternyata temanku tak jadi ke yogya. Aku di antara kebingungan. Walau akhirnya aku putuskan tetap berangkat. Walau naik motor sendirian. Walau akan kehujanan. Walau akan kemalaman. Niat ini sudah mantab. Tekad ini sudah bulat. Rasa hormatku kepada #pakfari lah yang senantiasa menarik kuat. Melihat kabar secara langsung adalah sangatlah penting. Dan lebih baik, daripada hanya melalui WA atau sms atau BBM. Ya, aku ingin menyaksikan langsung bahwa #pakfari dalam keadaan baik-baik saja. Entahlah, aku sangat sedih dan khawatir tatkala mengetahui #pakfari sedang sakit. Satu hari sebelum aku berangkat ke HK tanggal 17 Maret lalu.
Kumulai saja perjalanan ini. Mengendarai si vario hitamku. Tepat pukul 16.45 aku keluar gang. Sebelumnya aku sms temenku di ngrajeg, kabari dia.. aku mau mampir dan minta pepaya.. hehe.. keluarga #pakfari suka pepaya yang pernah aku bawakan dulu, di bulan Januari akhir. Kunjungan pertamaku di kediamannya.
Pukul 18.08 aku berhenti di Secang. Rintikan hujan sudah mulai menampakkan diri, dan kian deras. Niatnya ingin mampir masjid dan tunaikan sholat maghrib. Tapi tak ketemu, akhirnya aku putuskan berhenti. Memakai mantel dan melanjutkan perjalanan. Jamak ta’khir saja lah... dan sekira pukul 19.00 aku sampai di ngrajeg, alhamdulillah hujan telah berhenti di sini. Singkatnya, aku sholat, speak-speak sebentar sama om jeka, kemudian pamit untuk melanjutkan perjalanan. Tak lupa, minta pepaya. Penginnya dapat empat, eh malah dapat enam. Pak jeka dan keluarga emang baik banget. Kok bawa banyak banget ya.. rencananya mau mampir ke #sangguruselatanutama di nyamplung kidul ahad pagi atau siang. Sekalian lah.. mumpung di yogya.
Dalam perjalan Ambarawa-Secang, ternyata #pakfari kirim sms, isinya memberi no hp ibu dan no telpon rumah. Mungkin, kalau udah sampai bisa telpon dulu. Maklum, keperluan di dokter tidak bisa dipastikan. Setelah sampai, baru aku tahu... kunci rumah sampai di titipkan ke tetangga depan rumah. Khawatirnya aku datang duluan, sebelum #pakfari selesai dari periksa ke dokter. Dan tetangga bisa membukakan pintu untuk ku... kali ini aku sangat #terharu. Baik sekali engkau. Aku memberi kabar, sekira pukul 20an aku akan sampai. Walau akhirnya aku yang terlambat.
Apakah aku masih ingat jalan menuju jalan rajawali itu? Jujur saja, aku masih belum hafal, jalan ke kiri yang pertama (di dekat alun-alun Sleman). Dan akhirnya aku salah belok. Google maps kali ini membantu. Karena nggak yakin, buka saja aplikasi itu, dan memang aku harus mengambil jalan lurus bukan belok. Dan akhirnya aku temukan perempatan itu. Berikutnya, aku juga salah belok untuk kali kedua. Yaitu gang elang 8. Ternyata aku belok lebih cepat, di gang elang 7. Untung saja, ada gang elang 7a yang menghubungkan ke gang elang 8. Dan kulihat brio putih itu. Ah, senangnya.... hatiku... sampailah aku di kediaman #pakfari.
Pukul 20.45, sekira itu. Aku hentikan si vario tepat di depan kediamannya. Aku yakin, si empunya tahu kalau aku yang datang. Betul saja, #pakfari membuka pintu ditemani si farrel. Dan mempersilakan masuk sekalian memasukkan si vario. Dengan bahagia (semoga) #pakfari menyambutku. Aku sih seneng aja. Melihat sekilas, #pakfari tidak kelihatan kalau sedang sakit. Dan kuparkir si vario di pojok kanan halaman rumah. #pakfari memang sangat baik. Sebelum aku masuk rumah, aku diminta memasang penutup motor vario. Biar tidak kehujanan dan kedinginan kali.. hehe... (biar aman aja lah...). jaket merahku pun diminta dibawa masuk. Aku naruh di kursi depan. Kan hanya jaket jelek, pikirku. Jaket gratisan dari astra honda.
Selanjutnya, aku duduk di ruang tamu. Dan tuan rumah telah menyiapkan kamar untukku. Sepertinya, #pakfari tahu kalau aku menyengajakan diri untuk menginap. Hehe... dan bisa jadi inilah jodohku, #pakfari tidak terlalu lama di dokter, dan telah di rumah sebelum aku sampai. Biasanya lama, tetapi kemarin langsung dapat giliran walaupun berangkatnya habis maghrib.. alhamdulillah, Allah lah Sang Maha Berkehendak.
#pakfari pun bercerita tentang keadaannya. Aku kian tenang dan tak khawatir, karena beliau kian membaik. Dan aku telah ada di hadapannya. Obrolan ini mengalir tidak terlalu lama. Aku tahu, #pakfari masih belum boleh ngobrol lama-lama. Di samping aku juga mulai mengantuk. Capek tahu.. si farrel pun menemani kami. #pakfari bilang, si farrel sangat suka saat dikabari aku mau dateng. Kenapa? Biar ada temannya, main.. hehe.. #pakfari melanjutkan  cerita lainnya. Seperti biasa, aku masih berposisi sebagai pendengar setia. #pakfari sangat ingin bercerita kelihatannya. Padahal belum boleh banyak ngobrol. Dokter melarang #pakfari yang ingin sekali bisa masuk kelas untuk ngajar. Bolehnya, adalah bicara yang ringan-ringan. Denganku? Sepertinya cocok ya, obrolan ringan... hehe... lanjut obrolannya...
Sebelum aku masuk kamar, #pakfari agak panik karena air kencingnya berwarna merah. Aku juga ikutan khawatir. Ternyata dikarenakan habis minum obat yang dikasihkan dokter. Akhirnya aku pun masuk kamar. #pakfari terlihat membawakan handuk untukku. Aku sih senyum-senyum saja. Aku jarang mandi kalau malam atau sore.. hehe.. tuan rumahnya memang sangat baik.
(Hmm, tak terasa sudah pukul 20.57 saat ini. Aku mulai mengantuk... ketikan cerita aku teruskan besuk saja ya.... biarkan aku tersenyum sendiri... mengingat perjalanan unik ku yang kedua.. perjalanan ke Malang tahun 2014 adalah perjalanan unik yang pertama. Kemana? Ke #sanggurutimur alias #cakji).
Pukul 20.25 hari ini (5/4) aku lanjutkan cerita di atas. Sampai mana ya?
Ah, ku pandangi saja isi kamar itu. Di depan persis saat aku rebahkan di tempat tidur itu terpampang foto “ibu” saat masih muda (kayaknya sih). Di dinding sebelahnya terdapat almari yang bertumpuk mainan farrel. Aku lupa tanya ini kamarnya siapa. #pakfari pernah cerita ada satu kamar yang khusus disediakan untuk tamu jika ada yang menginap. Mungkin kamar ini yang dimaksud. Di dinding sebelah kiriku terpasang foto karikatur si farrel saat berulang tahun yang keberapa gitu, aku amati tanggal lahirnya. Dan aku pun lupa. Hehe... seperti biasa, aku cari sumber listrik. Maklum si note 4 ku butuh sumber energi agar tetap ON. Kutemukan di sebelah sana. Tapi besuk pagi saja.
Kumulai pejamkan mata, setelah “setor” ke kamar mandi. Sekira jam 22 an kalau tak salah. Dan tiba-tiba jam 23 hapeku berdering. Nomor tak dikenal. Sepertinya aku masih tak sadar saat menjawab telpon tersebut. Entahlah, tak jelas. Dan paginya aku udah lupa. Kulanjutkan saja tidurku. Dan aku terbangun pukul 03 an. Seperti biasa. Aku keluar kamar, dan aku amati ruang tamu dan ruang keluarga. Luas ya.. dan aku menuju kamar mandi. Pipis euy. Kulihat kamar depan ada yang tidur, mungkin #pakfari. Aku tak berani buka ya.. hihihi.. nanti dikira ada “maling”... hahaha
Dan kulanjutkan tidurku. Sejaman kemudian aku terbangun, sekira waktu shubuh. Tak berapa lama, kudengar azan. Kutunaikan dua rakaat. Dan aku lihat sajadah hijau itu seperti yang aku berikan sebagai oleh-oleh umroh dulu. Sengaja, aku tak tidur lagi selepas shalat. Mainan hape adalah aktivitasku pagi itu. Sembari berharap #pakfari mengajak jalan-jalan pagi atau apalah-apalah. Benar saja, ku dengar si farrel sudah bangun. Dan mengajakku untuk menikmati udara pagi nan sejuk di kampung Drono itu. Sekitar 1 km jalan-jalan pagi itu sampai di sungai kecil yang masih menarik untuk dinikmati. Di sekitarnya masih ada sawah.
Jalan-jalan pagi itu diawali beli lauk. Hmm... menggoda sekali baunya. Jalan-jalan pagi masih lebih menarik. Sepertinya aku masih takut untuk ngajak ngobrol sama #pakfari. Aku amati saja apa yang beliau lakukan. Aku ngobrol sama si farrel saja. Kan tujuanku menemani mereka.. hahaha... dan akhirnya sang mentari tampak menyinari kampung itu, jalan-jalan pagi pun saatnya berakhir. Pukul 07 nanti #pakfari akan dijemput tempatnya (namanya pak Nurofiq) untuk periksa kesehatan di daerah Muntilan. #pakfari sudah memberitahu akan ke sana malam itu. Ini yang membuatku agak bimbang. Apa sekalian pulang ya. Tapi aku akan dapat apa kalau langsung pulang. Inginnya berlama-lama di kediaman ini.


Sampai rumah, rehat sejenak di depan tv. Nonton bareng bertiga. Cocok sekali. Bapak, anak ragil, dan kali ini aku berperan anak sulung. Hahaha... ngobrol sejenak. Asyik sekali. Sepertinya aku mulai “terinternalisasi” dengan keluarga #pakfari. Ngarep kaleee... dan kulanjutkan dengan sarapan. Kali ini aku mau nemenin si farrel. Sementara #pakfari mandi. Ibu menyiapkan segala sesuatunya untuk sarapan kita berdua. Dan kini aku tahu bahwa si farrel suka telur dadar selain ayam goreng. Selesai sarapan kulanjutkan mandi dan siap-siap untuk ikut #pakfari periksa kesehatan.
Pukul 07.10 an pak Nurofiq belum sampai. Namun, tak lama kemudian beliau hadir. Dan akhirnya kita berangkat. Aku berkenalan sedikit dengan beliaunya. Ya, sepertinya aku tak asing nama itu. Pengarang buku Akuntansi Biaya. Belum tak cek kebenarannya sampai sekarang. Hehe.. belum sempat. Dan perjalanan ke Muntilan pun dimulai. Di daerah ngluwar kalau tidak salah. Membersihkan lambung dll karena gejala mag. #pakfari termasuk agak parah. Dan periksa kali ini pun #pakfari masih belum bersih. Harus datang lagi pekan depan. Aku tak berani ikutan periksa. Aku hanya nemenin si farrel main FIFA2015 dan FIFA2016 serta ngobrol sedikit dengan pak Nurofiq dan #pakfari tentang penelitian 2017 melalui skim ditlitabmas. Apa yang menarik penelitian akuntansi saat ini? Ah, obrolan ringan itu tak cukup jika aku tulis di sini. Hehehe... ilmiah banget euy.
Selepas periksa, aku beranikan diri untuk berpamitan. Tujuannya dua; aku ingin melanjutkan perjalanan ke #pakhardi biar pulang ke semarangnya tidak kesorean. Dan aku ingin tahu apakah #pakfari akan mencegahku jika pulang. Apa yang terjadi? #pakfari memang sangat baik orangnya. #pakfari mencegahku untuk berpamitan di pukul 9.30 an itu. Diminta untuk makan siang bersama dulu di suatu tempat. Aku sih senang-senang aja. Ini yang ditunggu. Dan akhirnya kita lanjut obrolannya. Walau sebenarnya aku masih sangat khawatir dengan beliau. Tak boleh banyak bicara. Mengetik sms/wa di handphone saja masih banyak salah. Tetapi, #pakfari itu suka cerita. Dan ceritanya kali ini berulang tentang “politik” STIE. Akun dengerin saja. Mana si farrel? Tadinya bersama kita, dan akhirnya ke kamar nonton tv.
Tak terasa, jam mulai menunjukkan pukul 11an. Brio putih yang sudah dipanasin dari tadi sama #pakfari pun keluar garasi dan menuju ke rumah makan. Siapa yang nyetir? Ya ibu lah. Aku dan #pakfari di belakang. Dibawa kemana aku ngikut saja. Menikmati kebersamaan dan keakraban dengan mereka.
Nasi Uduk Palagan, itulah rumah makan yang dituju. Sekira 15 menit perjalanan dari Drono. Setelah dipesan menunya, datanglah... hehe... kayak apa saja. Petugasnya menggunakan tab untuk mencatat pesanan kita. Teringat beberapa tahun yang lalu di Jakarta. Sudah canggih euy. Menunya adalah nasi uduk bakar. Tapi kali ini aku pesan nasi goreng babat. Maklum, sudah lama nggak makan nasi goreng yang enak. Si farrel pesan chicken kesukaannya. Dan agak ngambek karena dilarang mamanya pesan minum es soda gembira. Aku pun merayunya dengan mainan FIFA2016 dan berhasil. Sepertinya si farrel seneng dengan kehadiranku. Ya, untuk menemaninya.. ada teman baru... sebelum kami menyantapnya, seperti biasa, aku tak ingin kehilangan momentum. Aku belum foto bareng bersama mereka. Dan crek... crek... jadilah beberapa foto..
Dan keinginan foto bareng #pakfari berdua keturutan saat pulang dari makan. Dan pakai kamera belakang. Si farrel yang memfotonya beberapa kali. Hasilnya? Ada yang sangat bagus. Menurutku sih. #pakfari yang mendekat, aku yang agak jaim... payah.. tak apalah, yang penting jadi. Teringat foto saat aku ikut seminar internasional di YKPN pada November 2015. #pakfari lah yang lebih hangat dan akrab saat aku minta foto bareng beliau. Cissss..... aku punya foto lagi sma #pakfari.
Sampailah di rumah, dan segera aku tunaikan shalat dhuhur karena sudah saatnya. Setelah itu, aku taruh pin dasi di dasi merah yang tergantung di pintu. Inilah oleh-oleh asliku. Karena pepaya yang telah aku kasihkan sebelumnya adalah oleh-oleh dari pak jeka. Hahaha... aku memberitahu #pakfari tentang pin saat aku telah sampai di kalisegoro melalui sms.
Dan aku pun berpamitan dengan #pakfari dan keluarga. Cuaca saat itu sangat panas. #pakfari menawari sore saja, istirahat dulu. Tapi aku keukeuh melanjutkan perjalanan. Dan senyumku mengembang. Di antara bahagia dalam persuaan dan sedih dalam perpisahan. Dan kusampaikan salam itu. Semoga kita bersua lagi tanggal 12 nanti. Saat #pakfari ke Semarang.. insyaAllah..
Vario itu pun kemudian meluncur ke daerah Nyamplung Kidul. Ketemu atau tidak ketemu, jalan saja. 20 menit perjalanan, aku pun telah sampai di kediaman #profhardi. Aku ketuk tiga kali, tak ada jawaban. Dan akhirnya ada bapak yang bantu membersihkan taman rumah. Aku tanya, dan akhirnya aku ketuk lagi. Ibu membuka pintu dan aku sangat bahagia, karena #profhardi ada di rumah. Hampir saja aku meninggalkan rumah itu karena tak ada yang membalas salamku. Ternyata, #profhardi sedang tak enak badan, flu.
#profhardi kaget melihat kedatanganku, mas ahmad. Dan mempersilahkanku masuk dan akhirnya obrolannya mengalir seperti biasa. #profhardi punya undangan tim reuni di kota pukul 14 dan aku datang sekitar pukul 12.30. sebentar tok nih waktuku. Ternyata, #profhardi membatalkannya. Karena ada aku, ada tamu dari jauh.. hahaha... lagi nggak enak badan alasan utamanya.
Obrolan pun mengalir... biasa, Unnes dan sekitarnya. Dan #profhardi bercerita sedang renovasi rumah di daerah sebelah. Sepekan lalu sudah cerita, dan aku kira rumah hijau ini yang direnovasi. Aku akan diundang jika sudah selesai.. senangnya kalau bisa hadir. Sekitar bulan Mei, pertengahan. Tunggu saja ya. #profhardi selalu mengingatkan agar #masahmad jangan terbuai dengan “kursi” yang diduduki saat ini. Memprovokasi agar aku segera ambil studi S3. Ciieeee.... insyaAllah 2017. Semoga... Adzan ashar pun terdengar. Dan kami pun menghentikan obrolan untuk menuju ke masjid. Kami naik motor masing-masing. #profhardi khawatir dengan flu nya kalau boncengan denganku. Baik sekali ya.


Aku berpamitan setelah shalat ashar. Kali ini #profhardi tak mencegahku. Maklum saja, aku kan naik motor. Jika aku nge-bis, aku yakin #profhardi akan menahanku untuk menginap dan membersamainya esoknya. Sebelum kukendarai vario itu, aku beranikan untuk berfoto dengan beliau. Selfie lah. Kan tidak ada orang lain. #profhardi mengajak foto di pagar depan karena ada gambar plus tulisan yang sangat bermakna. Setelah foto kita bahas apa yang tertulis. Hmmm... sulit sekali. Ada luhuring budi dan tulisan “Islam my way”. Keren dan filosofis. Aku tak bisa menebak sebelumnya. Dan #profhardi masih sangat semangat ceritanya. Obrolan ini seharusnya tak selesai secepat ini. Tapi jam telah menunjukkan pukul 16. Saatnya pulang ke semarang. Takut kesorean dan kehujanan. Hehe... dan ngeng.....  aku pacu si vario itu. Yang akhirnya merasakan perjalanan jauh, lebih dari 100 km. Aku cek di maps, kalisegoro-drono adalah 110 km. Jika kalisegoro-nyamplung? Ditambah 20an km.
Perjalananku pulang ke semarang ditemani rasa syukur. Kebahagiaan telah mampu berkunjung ke #pakfari sekaligus ke #profhardi. Melihat langsung kondisi #pakfari. Dan sudah lama tak pergi ke nyamplung. Lengkap sudah kebahagiaan ini, sebagai murid, anak, atau apalah. Alhamdulillah...
Di masjid jambu saat aku ingin tunaikan shalat maghrib aku bersua dengan pak azam FIK. Dan akhirnya aku diajak menikmati makan malam di sekitar masjid. Maunya wedang uwuh. Dapatnya bakso dan susu/kopi/jeruk. Pak azam juga baik orangnya. Dan baru aku tahu, bahwa beliau belum punya momongan. Seperti aku. Jadi #sedih. Allah telah menggariskan takdir seseorang. Jalanin dan nikmati saja. Dan berpandailan bersyukur. Begitu keyakinan pak azam. Aku harus ikutin dah.
Pukul 20an akhirnya aku sampai di kalisegoro. Alhamdulillah, lega. Dan shalat isya. Dan..... nonton tv. Ada siaran langsung Arema vs Persib di final Bhayangkara Cup.
“Alhamdulillah bapak.. mas ahmad telah sampai ke gubug mungilnya lagi.. dengan merasakan air hujan di Magelang.. Terimakasih atas kehangatannya”. Demikian sms yang aku kirimkan jam 20.44. memberi kabar bahwa aku telah sampai. #profhardi langsung membalas alhamdulillah. Dan #pakfari membalas keesokannya “Sama2. Salam buat keluarga”. Aku pun membalasnya lagi; “sama-sama bapak. Bermalam di kediaman bapak kemarin adalah kebahagiaan bagiku., yang tak ternilai.. menemani “mengganggu” bapak.. melihat bapak dalam keadaan yang kian membaik, insyaAllah (dan lekas pulih).. adalah anugerah terindah. Semoga Allah SWT izinkan aku tuk selalu hormat kepada bapak... Mohon maaf jua bapak, aku hanya bisa meninggalkan “pin” dari HK di dasi merah bapak yang tergantung di pintu.. Sekali lagi terimakasih”. #pakfari pun membalasnya “InshaAllah. Tq”. Aku sangat maklum jawaban singkatnya. Selama ini juga gitu.. hehehe.. tetapi kalau ketemu, obrolannya bisa puanjjjaannngggg...
Tuntas sudah ceritaku kali ini. Aku tuliskan agar aku selalu ingat. Perjalanan unikku yang kedua. Perjalanan ke #sangguruselatan. Terimakasih #pakfari dan #profhardi. Kau telah menjadi bagian dari semangatku.

Entahlah, perjalanan apa ini
Terasa begitu dekat dan menyenangkan

Mengendarai si vario hitam itu
Diselingi rintikan air hujan
Nikmat sekali

Entahlah, perjalanan apa ini
Tak sekedar semarang-yogya

Perjalanan ini wujud pertalian ukhuwah
Tanda bakti seorang murid kepada gurunya
Aktualisasi hormat sang anak kepada ayahandanya
Entahlah, perjalanan apa ini
Aku telah melaluinya; separuh...
(akun path, 2 April 2016 pukul 09.50pm)


Berkunjung ke sang guru adalah satu anugerah yang kan selalu terngiang...
Nasihat, cerita, kisah, motivasi, dan juga “provokasi”...
Matur trengkyu prof. Hardi Suyitno dan pak Algifari...
Salam hormat selalu...
(status fb, 3 April 2016 pukul 06.50pm)


menjelang bobok malam, 05042016 21.54pm...

Tidak ada komentar: