Rabu, 18 Januari 2012

Refleksi Film The School of Rock (Ganang Novianto)

School of Rock berkisah Dewey Finn (Black Jack), gitaris yang menjadi pengangguran setelah dikeluarkan dari grup band rock-nya. Karena terdesak akan kebutuhan hidupnya, Dewey akhirnya menerima tawaran menjadi guru SD di sekolah bergengsi Horace Green. Posisi itu didapatkannya setelah ia mengaku sebagai Ned Schneebly.

Pada awalnya Dewey merasa bingung apa yang harus diajarkan dan bagaimana cara mengajar di kelas tersebut dengan tradisi kelas yang sangat formal dan dengan pertanyaan kritis dan lugu murid-muridnya. Di hadapan para muridnya tersebut, Dewey mencoba dengan cara mengajar sesuka hati, dan dia benar-benar dibuat mati gaya.

Dewey kemudian mendapat ide untuk membentuk sebuah band Rock bersama murid-muridnya. Ia membuat projek band rock sebagai tugas sekolah untuk mengikuti festival musik Rock “Battle of The Bands”. Dewey menjalankan rencana aksinya dengan mengatur posisi sesuai minat dan bakat anak. Ternyata rencana itu tidak semudah yang ia bayangkan. Dewey harus merayu para muridnya untuk mau mengikuti keinginannya tersebut. Dewey juga harus memikirkan beberapa muridnya yang tidak memiliki bakat musik supaya dapat tempat di dalam projek tersebut. Dewey akhirnya berhasil membentuk kerjasama di antara murid-muridnya sesuai peran masing-masing. Interaksi berlangsung dalam suasana yang dinamis dan demokratis. Tidak ada jarak antara guru dan murid. Dewey juga memperkenalkan kepada murid-muridnya sejarah musik rock dengan memperkenalkan grup dan tokoh band legendaris seperti Led Zeppelin, Jimi Hendrix, dan Black Sabath. Akhirnya project band tersebut diberi julukan “School of Rock” dari para muridnya.


Refleksi terhadap mata kuliah perencanaan pengajaran akuntansi
Keahlian yang dimiliki oleh seseorang akan lebih bermakna bila diajarkan pada siswa, meskipun cara untuk mengajarkannya sangat tidak mungkin karena seseorang tersebut bukan di bidangnya, tapi bila ada komunikasi antara guru dan siswa, maka tidak ada alasan untuk tidak bisa mengerjakannya.
Bila dikaitkan dengan akuntansi, maka terdapat kesamaan antara mempelajari seni musik dan akuntansi, keduanya butuh banyak latihan dan ketelitian yang sangat jeli untuk mampu menyelesaikan sebuah lagu maupun transaksi-transaksi akuntansi. Di dalam transaksi, terdapat berbagai pengelompokan yang terdiri dari harta, utang, dan modal. Untuk mengerjakannya harus satu demi satu atau secara runtut dilakukan agar tidak terjadi sebuah kesalahan. Kesalahan sekecil apapun di sebuah akun,akan menyebabkan hasil akhirnya menjadi salah.
Kemudian seorang guru harus mampu menciptakan model pembelajaran yang tepat untuk anak didiknya, memberikan kesempatan untuk bertanya dan membantu siswa yang belum memahami tentang materi yang diberikan. Dalam mengajarkan mata pelajaran akuntansi, seorang guru harus sabar dan teliti dalam mengoreksi maupun membuat soal, selain itu model pembelajaran yang dipakai juga harus sama dengan kemampuan siswa. Tidak semua siswa paham dengan materi akuntansi, maka seharusnya seorang guru harus secara intensif melakukan pendekatan pada siswa agar mereka bisa termotivasi untuk lebih giat belajar.
Kebanyakan siswa mengeluh karena belum jelasnya langkah-langkah maupun metode yang dipakai dalam mempelajari materi akuntansi. Kurang telitinya siswa juga mempengaruhi pekerjaan mereka, oleh karena itu, perlu adanya keseimbangan antara penyampaian materi dan latihan soal agar siswa mampu mengerjakan dengan baik dan benar. Ada seorang guru yang menggunakan metode pembelajaran yang lumayan baik, yaitu membiarkan siswanya aktif mencari cara pengerjaan soal melalui materi yang ada di buku paket, bila mereka menemui kesulitan, mereka langsung menyampaikannya  pada guru. Guru hanya menjelaskan cara mengerjakannya tanpa memberitahukan jawabannya.

Tidak ada komentar: