Selasa, 07 Oktober 2008

Sungguh, kita tidak peduli!

Bangsa Indonesia, bangsa yang dikenal bangsa yang ramah dan penuh empati dan simpati. Bangsa yang menyukai “keguyuban”, kegotong royongan, toleran, saling menolong. Bangsa Indonesia, adalah bangsa yang suka menyapa, pada siapapun. Namun, karakter tersebut sangat melekat pada zaman dahulu. Kini, mulai berangsur-angsur mengalami pergeseran.

Bangsa Indonesia adalah bangsa egois dan semaunya sendiri. Bangsa yang hanya memikirkan dan mementingkan keinginan sendiri. Melupakan “adanya orang lain”. Sungguh, bangsa Indonesia adalah bangsa yang tidak mempunyai kepedulian. Tidak peduli pada yang lain, hanya peduli pada dirinya sendiri. Mau bukti?

Sungguh, kita tidak peduli! Coba kita lihat kenyataan di perempatan atau pertigaan jalan atau malah yang ada lampu lalu lintas. Kita seakan-akan harus segera meluncur dari pada orang lain. Tidak peduli ada yang akan menyeberang atau tidak, di perempatan atau di pertigaan kita memacu kendaraan dengan kecepatan yang tetap tinggi. Seyogyanya kita bisa sedikit menguranginya. Saat lampu hijau menyala, kita seolah-olah harus yang pertama menggencet kendaraan. Tak peduli sedang ramai atau tidak kendaraan di depan kita.

Sungguh, kita tidak peduli! Coba kita saksikan kenyataan yang sering kita lihat di lingkungan sekitar. Entah di kantor, di tempat umum, atau malah di rumah kita sendiri. Tatkala ada sebutir sampah di hadapan, seakan-akan kita tak melihatnya, tak mengetahuinya. Itu bukanlah tanggung jawab kita, kan sudah ada petugasnya. Kita biarkan sampah tersebut diam tak berpindah ke tempat sampah. Kita memang baik, memberikan kesempatan orang lain untuk mengambilnya (?????).

Sungguh, kita tidak peduli! Coba kita seksama mengamati lingkungan sekitar. Banyak di antara kita berlomba-lomba membangun “gedung rumah”. Seakan-akan rumah kita adalah yang paling harus baik dan megah. Tidak sedikitpun terlintas, bagaimana keadaan rumah tetangga sekitar kita. Toh, ini adalah uang yang sudah dengan susah payah kita kumpulkan. Mereka kan pemalas. Banyak kita jumpai gubug reot yang tak mau berdiri lagi menghiasi perkampungan rumah gagah.

Sungguh, kita tidak peduli! Banyak bukti yang menyatakan hal ini. Di atas, hanyalah sebagian kecil. Kita adalah bangsa Indonesia yang peduli. Bukan begitu?

3 komentar:

aguswahyudin mengatakan...

Memang hidup harus peduli. Posting akhmad tentang, "bangsa kita tidak peduli" dan sekelumit komentar ini adalah salah satu upaya untuk peduli.

Kita musti belajar untuk peduli.

Salam,
Agus W

aguswahyudin mengatakan...

Kita memang harus belajar untu peduli, di tengah "bangsa kita yang tidak peduli"

Salam
Agus W

aguswahyudin mengatakan...

Kita memang harus terus belajar untuk peduli, ditengah "bangsa kita yang tidak peduli"

Salam
Agus w